Santri Ponpes At-Taufiqiyah Bluto Dapat Pelatihan Ecoprint dan Menjahit dari Disbudporapar Sumenep

0 Komentar
Reporter : Panji Agira
FOTO: Disbudporapar Kabupaten Sumenep saat menggelar pelatihan ecoprint dan menjahit bagi para santri di Pondok Pesantren At-Taufiqiyah, Kecamatan Bluto, Sumenep, pada Jumat (23/5/2025).

FOTO: Disbudporapar Kabupaten Sumenep saat menggelar pelatihan ecoprint dan menjahit bagi para santri di Pondok Pesantren At-Taufiqiyah, Kecamatan Bluto, Sumenep, pada Jumat (23/5/2025).

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep menggelar pelatihan ecoprint dan menjahit bagi para santri di Pondok Pesantren At-Taufiqiyah, Kecamatan Bluto, Sumenep, pada Jumat (23/5/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari program “Wirausaha Santri 2025” yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian ekonomi para santri.

Pelatihan ini berlangsung selama beberapa hari dan diikuti puluhan santri putri dari berbagai tingkatan. Para peserta tidak hanya diajarkan teori dasar mengenai ecoprint, teknik mencetak motif pada kain menggunakan bahan alami, tetapi juga langsung praktik menjahit dan membuat produk yang bisa dijual secara komersial.

Kepala Disbudporapar Kabupaten Sumenep, Moh. Iksan, mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan upaya pemerintah daerah dalam mendukung pemberdayaan ekonomi pesantren melalui pendekatan keterampilan kreatif dan berkelanjutan.

Baca Juga:  Kejuaraan Kerapan Sapi Tingkat Kabupaten, Bupati Sumenep: ini wujud perhatian dan komitmen pemerintah

“Kami ingin agar para santri tidak hanya kuat dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki keterampilan wirausaha yang bisa mereka kembangkan setelah lulus dari pesantren,” kata Moh. Iksan saat membuka acara pelatihan di Bluto.

Ia menambahkan, pelatihan ecoprint dan menjahit dipilih karena keduanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi serta relevan dengan tren industri kreatif saat ini. Menurutnya, hasil karya dari pelatihan ini juga dapat dikembangkan menjadi produk unggulan berbasis pesantren.

“Santri bisa membuat produk seperti tas, dompet, kain ecoprint yang unik dan ramah lingkungan. Ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai ekonomi kreatif khas pesantren,” jelasnya.

Selain keterampilan teknis, para peserta juga mendapatkan pembekalan seputar manajemen usaha kecil dan strategi pemasaran digital sederhana. Hal ini penting agar mereka tidak hanya mampu memproduksi, tetapi juga menjual produk secara efektif di tengah persaingan pasar.

Baca Juga:  Lewat Festival Ketupat, Pemkab Sumenep Perkenalkan Seni dan Budaya bagi Generasi Muda

Salah satu peserta pelatihan, Lailatul Hikmah (18), mengaku senang bisa mengikuti pelatihan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan pengalaman baru sekaligus membuka peluang usaha di masa depan.

“Saya jadi tahu cara membuat ecoprint dan menjahit. Dulu tidak bisa menjahit sama sekali, sekarang sudah bisa bikin sarung bantal sendiri. Semoga nanti bisa jualan juga,” katanya sambil tersenyum.

Program Wirausaha Santri 2025 ini direncanakan akan digelar secara berkelanjutan di beberapa pondok pesantren lainnya di Kabupaten Sumenep. Disbudporapar menargetkan ratusan santri bisa tersentuh pelatihan ini hingga akhir tahun.

Baca Juga:  Semarak Anniversary Perdana Spot Pancing Pantai Matahari Lobuk Tuai Apresiasi

Dengan pelatihan ini, diharapkan para santri tidak hanya menjadi agen dakwah, tetapi juga agen perubahan ekonomi yang kreatif dan mandiri di tengah masyarakat.

Pengasuh Pondok Pesantren At-Taufiqiyah, KH. Imam Hasyim yang juga menjabat Wakil Bupati Sumenep, menyambut baik inisiatif Disbudporapar ini. Ia berharap program serupa bisa terus berlanjut dan diperluas ke pesantren-pesantren lainnya di Sumenep.

“Kami sangat mendukung karena ini bagian dari ikhtiar mencetak santri yang mandiri dan siap terjun ke masyarakat. Santri harus punya bekal tidak hanya ilmu syariah, tetapi juga skill yang dibutuhkan zaman sekarang,” terangnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment