Hari Tani Nasional ke-61, Bupati Hendy: Penopang Kehidupan Utama di Jember Adalah Petani

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
Caption: Bupati Jember, Hendy Siswanto dan Ketua Sekti (Serikat Tani Independen) Jember Muhammad Jumain saat pemotongan tumpeng, di Aula PB Sudirman, Kantor Pemkab Jember, Kamis (23/9/2021).

Caption: Bupati Jember, Hendy Siswanto dan Ketua Sekti (Serikat Tani Independen) Jember Muhammad Jumain saat pemotongan tumpeng, di Aula PB Sudirman, Kantor Pemkab Jember, Kamis (23/9/2021).

JEMBER, (WARTA ZONE) – Dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional ke – 61 tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Jember menjadikan momen tersebut untuk memajukan pertanian di wilayah Kabupaten Jember.

Peringatan tersebut dilaksanakan di aula PB Sudirman Kantor Pemerintah Kabupaten Jember, Kamis (23/9/2021).

Bupati Jember, Hendy Siswanto mengatakan, penopang kehidupan pertama di Jember adalah petani. Untuk itu, semua pihak harus memback-up petani.

“Jember 60-70% adalah petani, konsep yang kami ajukan pertama kali adalah petani jember harus maju. Kita harus bangkit kembali soal pertanian yang ada di Kabupaten Jember. Karena seluruh petaninya benar-benar menguasai apa yang dilakukannya,” ucap Hendy saat sambutan.

Namun karena saat ini kondisinya pandemi Covid-19, lanjut Hendy, seluruh sektor apapun terdampak.

Baca Juga:  Kabar Terbaru Banjir dan Tanah Longsor Jember, Begini Kondisi Rumah Warga

“Dengan kekuatan pertanian yang dimiliki jember itu masih aman. Ada pengaruhnya, tapi tidak terlalu berat. Terutama hasil-hasil pertanian, yaitu beras, kopi, tembakau, maupun jagung masih terbilang bagus,” katanya.

Kata Hendy, biasanya setiap Hari Tani Nasional, selalu diikuti dengan kegiatan turun ke jalan.

“Namun saya berharap ke depan tidak perlu turun ke jalan, tapi mari berdiskusi untuk memajukan pertanian kita. Tentunya keinginan saya untuk memimpin Jember ini cuma satu, yaitu mengembalikan haknya masyarakat Jember,” ujarnya.

Hendy berharap, petani di Kabupaten Jember khususnya untuk petani padi tidak hanya menjual gabah. Namun, harus menjual berasnya.

“Pemkab jember akan mengiringi para petani semua. Karena nantinya akan lebih menguntungkan jika menjual berasnya,” kata Hendy.

“Kami sebentar lagi akan memetakan RT/RW dan memfungsikan kegunaan lahan untuk ditanami apa. Jangan sampai over produksi. Begitu sekarang tanaman tembakau, tembakau semua. Padi bagus padi semua, cabai bagus cabai semua. Nanti begitu panen raya harganya akan anjlok,” sambungnya.

Baca Juga:  Gubernur Jatim Ingatkan Masyarakat Pesisir Pantai, Waspadai Peringatan Dini Bencana

Maka dari itu, pihaknya akan mengatur juga terkait pemasarannya. “Untuk semakin mengatur produktifitas itu, harus ada kolaborasi dari pemerintah dan para petani,” ujarnya.

Sementara itu, luasan lahan yang ada di wilayah Kabupaten Jember harus dipertahankan.

“Jadi kita memohon informasi dari teman-teman sekalian, kalau ada lahan yang alih fungsi tolong diinfokan kepada kita,” ucapnya.

“Jangan sampai lahan-lahan produktif berubah menjadi perumahan atau macam-macam! Tidak boleh itu. Ini mohon dibantu. Kita tidak pernah mengizinkan adanya hal tersebut,” tegas Hendy.

Baca Juga:  Pencipta Lagu saat Kampanye Hendy - Gus Firjaun Tutup Usia, Bupati Jember: Kami Banyak Berhutang Budi pada Beliau

Lebih lanjut Hendy mengatakan, perlunya tata ruang dan tata wilayah harus diatur sedemikian rupa.

“Sehingga keberadaan petani yang menjadi tulang punggung kekuatan di Kabupaten Jember akan terus bangkit ke depan dan semakin berkembang,” pungkasnya.

Terpisah, Ketua Serikat Tani Independen (Sekti) Jember Muhammad Jumain mengatakan, Hari tani nasional adalah lahirnya Undang-Undang Pokok Agraria 5 tahun 60.

“Saat ini Jember sudah ada gugus tugas reforma agraria yang ditandatangani oleh Bupati Hendy,” kata Jumain.

“Maka dari itu, pihaknya mendorong agar segera di bentuk pelaksana harian dan ditopang dengan anggaran yang cukup,” pungkasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment