WARTA ZONE – Umat Islam bersuka cita menyambut datang Hari Raya Idul Adha yang tinggal beberapa hari lagi.
Salah satu bentuk momentum menyambut hari besar Islam itu, banyak orang melakukan amalan. Salah satunya adalah mengerjakan Puasa Arafah.
Puasa Arafah merupakan salah satu amalan Sunnah yang biasa dilakukan pada satu hari menjelang Hari Raya Idul Adha, tepatnya pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Barang siapa yang mengerjakan amalan tersebut niscaya Allah akan menghapus dosa satu tahun mendatang dan setelahnya.
Ternyata masih ada banyak amalan lain yang bisa umat Islam kerjakan untuk menyambut Hari Raya Lebaran Kurban. Bahkan salah satu di antaranya, bagi orang yang mengerjakan juga disunnahkan memakai wewangian.
Berikut amalan menjelang Hari Raya Idul Adha yang bisa dilakukan oleh umat Islam.
1. Melakukan amal saleh pada 1-10 Dzulhijjah
Amalan pertama yang bisa dilakukan menyangbut Hari Raya Lebaran Kurban adalah memperbanyak amalan saleh pada tanggal 1 sampai 10 Dzulhijjah.
Amalan berikut bisa berupa memperbanyak zikir, mengaji, tahlil, serta membaca takbir dan tahmid.
Hal ini telah diriwayatkan oleh Ibnu Umar bahwa Baginda Rasulullah bersabda, ” Tiada hari-hari dimana amal shalih paling utama di sisi Allah dan paling dicintai-Nya melebihi sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Perbanyaklah pada hari itu dengan Tahlil, Takbir dan Tahmid.” (HR. Ahmad).
2. Puasa Arafah
Puasa Arafah merupakan salah satu Sunnah nabi yang masuk dalam kategori Sunnah Muakkad (sangat dianjurkan) untuk dikerjakan.
Jika anda ingin mengerjakan amalan ini, anda perlu mengetahui kapan waktu amalan ini bisa dikerjakan. Yaitu pada tanggal 9 Dzulhijjah atau satu hari sebelum Hari Raya Idul Adha.
Dalam salah satu hadis dijelaskan bahwa Nabi Muhammad sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan Puasa Arafah. Karena salah satu keutamaan mengerjakan amalan ini dapat menghapus dosa satu tahun mendatang dan setelahnya.
“Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa satu tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR. Muslim).
3. Membersihkan diri dan memakai wewangian
Ketika hendak berangkat mengerjakan Salat Idul Adha, umat Islam dianjurkan untuk memakai pakai yang rapi, bersih, suci, dan memakai wewangian.
Dalam hal ini tidak diharuskan dalam bentuk barang yang mahal serta memiliki merek tertentu, melainkan pakaian dan wewangian tidak didapat dengan cara yang kotor atau tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Zaid bin al-Hasan bin Ali dari ayahnya ia mengatakan: “Kami diperintahkan oleh Rasulullah saw pada dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) untuk memakai pakaian kami terbaik yang ada, memakai wangi-wangian terbaik yang ada, dan menyembelih binatang kurban tergemuk yang ada (sapi untuk tujuh orang dan unta untuk sepuluh orang) dan supaya kami menampakkan keagungan Allah, ketenangan dan kekhidmatan.” (HR. Al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak, IV: 256). (*)
Comment