Forum Peduli Buruh Bumisari Banyuwangi Resmi Terbentuk

0 Komentar
Reporter : Indra Kurniawan
Forum Peduli Buruh Bumisari Banyuwangi Resmi Terbentuk

Foto: Dana Wijaya, Ketua FPBB Banyuwangi saat memberikan sambutan.

BANYUWANGI, (WARTA ZONE) – Pada 28 April 2022 kemarin, sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Forum Peduli Buruh Bumisari (FPBB) akhirnya resmi dibentuk.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk aspirasi mengawal kesejahteraan kaum buruh perkembunan Bumisari.

Adapun kesejahteraan yang dimaksud ialah berkaitan dengan peningkatan upah buruh, jaminan keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja serta pemberdayaan kaum buruh untuk penambahan peningkatan pendapatan buruh perkebunan.

Ketua Umum FPBB Banyuwangi, Dana Wijaya mengatakan bahwa profesi buruh perkebunan perlu adanya perhatian khusus. Utamanya dalam tunjangan upah untuk menopang kehidupan mereka yang bergantung pada upah pas-pasan.

Baca Juga:  Ratusan Siswa SMPN 1 Srono Banyuwangi Diminta Sumbangan, Totalnya Kisaran Rp 2,1 Miliar

“Buruh Perkebunan perlu perhatian lebih, kita harus banyak belajar dari setiap perjalanan hidup buruh perkebunan yang begitu tangguh menghadapi kerasnya kehidupan. Dengan Upah yang pas-pasan mereka tetap meyakini bahwa hidup akan tetap bisa berjalan,” ujarnya.

Selain menyoal pada kesejahteraan buruh, timbulnya konflik horizontal yang terjadi di masyarakat pejuang tanah dan buruh perkebunan juga membuat situasi semakin pelik.

Konflik yang dianulir karena kesalahpahaman membuat semakin runyam dan menyita perhatian. Maka dengan itu, Ketua FPBB Banyuwangi meminta agar tetap menjaga dan menjunjung asa persatuan agar tidak merugikan satu sama lain.

Baca Juga:  Dukung Program Pemerintah, TNI AL Banyuwangi Gelar Vaksinasi di Ponpes Al-Qodiri

“Kita sebagai rakyat yang kedudukannya sama dengan sejarah senasib sepenanggungan sudah sepatutnya bisa menjaga persaudaraan dan persatuan dengan tidak merugikan satu sama lain,” jelas Ketua FPBB Banyuwangi, Dana Wijaya.

Karena menurut Dana Wijaya, jika konflik tersebut tidak segera diredam akan menimbulkan sesuatu yang bersifat berkepanjangan.

Ia pun meminta agar semua yang terlibat menyelesaikan dengan cara musyawarah mufakat demi tercapainya tujuan bersama.

“Konflik horizontal akan berdampak berkepanjangan. Maka sudah sepatutnya kita bermusyawarah dengan kepala dingin agar segala sesuatu bisa terselesaikan dengan baik dan kesenjangan sosial ataupun permusuhan antar masyarakat pribumi bisa diantisipasi,” pungkasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment