Bupati Sumenep Dorong Ketum Askab Ciptakan Mental Pemain yang Kuat, Menjunjung Tinggi Nilai Sportivitas

0 Komentar
Reporter : Panji Agira
Bupati Sumenep Dorong Ketum Askab Ciptakan Mental Pemain yang Kuat, Menjunjung Tinggi Nilai Sportivitas

Foto: Bupati Sumenep Achmad Fauzi, menyampaikan sambutan dalam pelaksanaan Kongres Askab Sumenep.

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyematkan harapan kepada Ketua Umum Asosiasi Sepak Bola Kabupaten (Askab) Sumenep terpilih agar mampu menciptakan pemain yang bermental kuat serta menjunjung tinggi sportivitas.

Hal itu disampaikan Bupati Fauzi saat pelaksanaan Kongres Askab Sumenep, dengan agenda pemilihan Ketua Umum (Ketum) periode 2022-2026, yang memunculkan Ketua Umum terpilih, Febmi Noerdiansyah.

Pada kongres yang diselenggarakan Senin (31/10/2022), dihadiri Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, perwakilan dari Asosiasi Sepak Bola Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur, pengurus Askab PSSI Sumenep dan sejumlah stakeholder.

Baca Juga:  Bupati Hendy Ajak Semua Masyarakat Nobar Timnas di Alun-Alun Jember

Dalam pelaksanaan kongres, Febmi Noerdiansyah terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Askab Sumenep periode 2022-2026 mendatang menggantikan Hairul Anwar.

Bupati Sumenep Achmad Fauzi berpesan agar pelaksanaan kongres berjalan lancar, serta klub sepak bola di bawah Askab bisa memiliki karakter dengan mental pemain yang kuat menjunjung tinggi nilai sportivitas dalam sepak bola.

“Wajah baru pemimpin Askab Sumenep ini, harus mampu membawa sepak bola kita ke depan lebih maju. Dalam artian, ke depan agar karakter klub sepak bola kita ini terutama pemainnya memiliki mental yang kuat. Mental yang kuat salah satunya dewasa, profesional, punya prinsip dan tidak terpengaruh dengan provokasi. Harus menghormati keputusan wasit di lapangan,” tutur Bupati.

Baca Juga:  Safari Ramadan di Pulau Giligenting, Cara Bupati Achmad Fauzi Serap Aspirasi Masyarakat

Sementara, Ketua Askab sebelumnya Hairul Anwar saat memberikan sambutan, menginginkan kepengurusan periode selanjutnya bisa meneruskan program yang sudah berjalan, terutama kompetisi internal sebagai bentuk pembinaan.

“Kalau bisa nanti kompetisinya full. Memang waktunya lama dan biaya besar, tapi itu membuat talenta sepak bola semakin bagus dan berpengalaman,” pesan Hairul.

Hairul mengungkapkan, mengurus sepak bola tidak mudah terutama dalam memberi edukasi kepada pemain dan suporter, agar pertandingan berjalan dengan lancar.

“Mengurus sepak bola agak sulit. Karena pengurusnya sudah paham terkait aturan, tapi penontonnya yang tidak paham. Agar kerja komisi disiplinnya tidak berat, jadi tolong dibantu. Artinya apa? Agar tidak ada insiden di lapangan,” pungkasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment