Bantu Pemulihan Ekonomi Masyarakat Sumenep, BBS Segera Luncurkan Pembiayaan Hingga Bunga 0 Persen

0 Komentar
Reporter : Ajie Putra
Foto: Bupati Sumenep, Achmad Fauzi dan Wakilnya nyai Hj. Dewi Khalifah saat menggelar lebaran ketupat 1442 H, secara virtual lewat zoom meeting bersama para pimpinan OPD, BUMN, BUMD, Camat, Pemerintah Desa, dan masyarakat umum.

Foto: Bupati Sumenep, Achmad Fauzi dan Wakilnya nyai Hj. Dewi Khalifah saat menggelar lebaran ketupat 1442 H, secara virtual lewat zoom meeting bersama para pimpinan OPD, BUMN, BUMD, Camat, Pemerintah Desa, dan masyarakat umum.

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Momentum perayaan Lebaran Ketupat 1442 H tahun 2021 diselenggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, bersama sejumlah pimpinan OPD (Organisasi Perangkat Daerah), BUMN, BUMD, Camat, Pemerintah Desa, hingga masyarakat umum secara virtual lewat zoom meeting dan disiarkan secara live di YouTube Channel Kominfo Sumenep.

Dalam kesempatan tersebut diisi oleh Bupati Sumenep, Achmad Fauzi dan Wakilnya nyai Hj. Dewi Khalifah untuk bersilaturrahim secara daring dengan masyarakat, termasuk mendengarkan masukan dan usulan dari berbagai pihak.

Di penghujung sesi tanya jawab, Direktur Operasional Bank BPRS Bhakti Sumekar Hairil Fajar, yang turut berpartisipasi dalam tellasan topak asareng Bupati Sumenep menyampaikan beberapa langkah upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi.

Di tahun 2021 ini, BUMD milik Pemkab Sumenep di bidang perbankan berkomitmen menghadirkan terobosan pembiayaan untuk masyarakat ujung timur pulau Madura dengan margin kecil.

“Ini dalam rangka ikut menjadi agen pembangunan ekonomi dan membantu pemulihan ekonomi masyarakat Sumenep,” tuturnya. Kamis (20/5/2021), lewat zoom meeting bersama Bupati.

Langkah nyata yang akan dihadirkan kepada masyarakat Sumenep untuk pemulihan ekonomi karena pandemi Covid-19, lanjut Fajar, yakni menghadirkan pinjaman dengan bunga hingga 0 persen.

Baca Juga:  Polres Sumenep Ringkus Terduga Pelaku Rudapaksa Anak Tiri, Belasan Tahun Kurungan Menanti

“Insya Allah tahun ini BPRS Bhakti Sumekar akan menyalurkan pembiayaan dengan margin 0 persen, 3 persen dan 6 persen, ini dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi di Kabupaten Sumenep, selamat tellasan topak,” tukasnya.

Hairil Fajar, Direktur Operasional Bank BPRS Bhakti Sumekar. (Foto: Ajie Putra for wartazone.com)
Hairil Fajar, Direktur Operasional Bank BPRS Bhakti Sumekar. (Foto: Ajie Putra for wartazone.com)

Sementara itu, dalam sambutannya, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi memulai obrolan santai dengan pengantar tradisi lebaran ketupat yang biasa dilakukan masyarakat ujung timur pulau Madura, tradisi dan budaya leluhur yang digelar setiap tahun, tepatnya seminggu setelah lebaran Idul Fitri yang telah menjadi kebiasaan umut islam di Madura, Jawa hingga Nusantara.

“Pelaksanaan tellasan topak atau disebut juga tellasan terater (berbagi atau memberi kepada sesama:Madura) menjadi tradisi kita warga Sumenep dan Madura bahkan Jawa dan Nusantara. Kita biasa memperingati dengan membuat ketupat lengkap dengan opor ayam untuk dihantarkan ke masjid-masjid maupun musala, warga terdekat diundang untuk menikmati santap ketupat bersama, ini cara warga Sumenep berbagi dengan sesama,” tutur Fauzi, mengawali zoom meeting.

Ketupat sebagai konsep dakwah, kata Fauzi, orang yang telah tuntas melaksanan puasa ramadan kemudian melakukan sing papat, yakni membayar zakat fitrah, membaca takbir, sholat Idul Fitri dan bersilaturrahim, telah diterjemahkan sebagai konsep penyederhanaan pemahaman ajaran islam.

Baca Juga:  'Karduluk Mengaji' Warnai Peringatan Haul KH. Baharuddin Tobroni dan Haflatul Imtihan LPI An-Najah I

“Dulu waktu kita masih kecil, orang tua kita mengajak kita bersama-sama menganyam ketupat, mengisi beras dalam wadah ketupat, itu menjadi satu pembelajaran tradisi yang harus terus dilestarikan, agar di era modernisasi tradisi leluhur kita tidak terkikis, begitu cara orang tua kita mengajarkan, termasuk memasukkan pesan moral untuk terus merawat tradisi yang ada,” paparnya.

Dalam perkembangannya, lanjut Faizi, perayaan lebaran ketupat atau kupatan mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman, bahkan juga dilaksanakan di sejumlah objek wisata, menikmati hidangan khas ketupat sambil berlibur bersama keluarga.

“Seiring perkembangan zaman, perayaan tellasan topak banyak dilaksanakan di sejumlah objek wisata, baik di pantai Slopeng, Pantai Lombang maupun objek wisata lainnya, makan di sana sambil merayakan tellasan topak bersama keluarga, bahkan ada yang sampai menyewa mobil,” sebut politisi muda PDI Perjuangan Sumenep ini.

Di masa pandemi Covid-19, lebaran Idul Fitri maupun lebaran ketupat pun dirasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sehingga Pemerintah Daerah yang secara rutin melaksanakan di sejumlah tempat wisata harus ditiadakan, karena faktor kesehatan dan upaya memutus mata rantai penyebaran virus asal wuhan China tersebut menjadi pertimbangan utama.

Baca Juga:  Bupati Fauzi Titip Masa Depan Santri Sumenep di 'Tangan Dingin' Guru Ngaji

“Pelaksanaan tellasan topak tahun ini dirayakan secara berbeda oleh masyarakat maupun pemerintah daerah, karena aturan dan edaran-edaran yang menegaskan larangan berkerumun harus dipatuhi secara bersama-sama,” imbuhnya.

Dalam perayaan lebaran ketupat tahun ini diimbau untuk melaksanakan di rumah saja, kendati dilaksanakan di luar rumah, maka protokol kesehatan yang telah menjadi anjuran pemerintah hendaknya dipatuhi demi mengantisipasi penyebaran penularan Covid-19.

Bagi pengelola tempat wisata yang diizinkan untuk membuka wisatanya karena dinilai mampu menerapkan protokol kesehatan, maka standar prokes yang disepakati hendaknya benar-benar diperketat dengan menyediakan fasilitas cuci tangan, hand sanitizer, serta menunjuk petugas pengurai kerumunan massa.

“Itu penting agar wisatawan yang datang terpantau dan tidak berkerumun. Termasuk untuk Kepala Dinas Kesehatan saya perintahkan untuk menyediakan fasilitas pertolongan pertama seperti ambulans dan tenaga kesehatan di setiap titik tempat rekreasi yang ada di Sumenep,” pintanya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment