Pademi Covid-19 Belum Berakhir, Presiden Jokowi Ingatkan Gelombang Virus Omicron

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri

JEMBER, (WARTA ZONE) – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, saat ini situasi pandemi virus Covid-19 di Indonesia. Berangsur mengalami kenaikan akibat penyebaran varian Omicron.

Hal itu disampaikan Jokowi, saat rapat koordinasi secara daring yang diikuti seluruh Kepala Daerah, Walikota, dan Gubernur.

Berempat di Aula Pendapa Wahyawibawahraha, Senin (7/2/2022), tampak Bupati Jember Hendy Siswanto, Jajaran Forkompinda, serta Dandim 0824 Jember Letkol Inf. Batara C. Pangaribuan, dan Kapolres Jember AKBP Heri Purnomo. Turut mengikuti rapat tersebut.

Presiden Jokowi menegaskan, bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir.

“Pada tahun 2020 dan 2022 semua masyarakat bisa melewati gelombang penyebaran virus Covid-19. Termasuk juga virus varian Delta,” ucap Jokowi saat rapat daring, Senin (7/2/2022).

Baca Juga:  Bupati dan Wabup Jember Lepas Keberangkatan 372 CHJ, Sampaikan Pesan Jaga kesehatan dan Kekompakan

Namun demikian kata Jokowi, memasuki tahun 2022, Negara Indonesia akan menghadapi tantangan adanya virus varian Omicron.

“Virus ini penularannya lebih cepat, bahkan empat kali lipat. Jika dibandingkan dengan varian Delta,” ujarnya.

“Jika melihat tren kasus Omicron di dunia, kasus baru di Amerika, Inggris, Francis sangat tinggi. Namun, untuk tingkat rawatnya masih pada posisi di bawah varian Delta,” sambungnya.

Jokowi menyebutkan, sedangkan tren kasus virus Omicron di Indonesia, sebanyak 93 persen ada di wilyah Jawa-Bali.

“Namun kita patut bersyukur lantaran tingkat rawatnya masih rendah. Kematian juga masih sangat rendah,” katanya.

Sehingga, perlu adanya kehati-hatian dan waspada diri. “Sebab, kasus bisa naik kapanpun. Oleh karena itu manajemen detail harus disiapkan di setiap daerah,” ujarnya

Baca Juga:  Canangkan Hari Budaya Jember, Bupati Hendy Gandeng Budayawan dan Akademisi Untuk Tanggal Resminya

“Jangan sampai, Omicron datang (menyebar luas), tapi rumah sakit, oksigen, obat-obatan, apalagi isoter belum siap. Makanya harus segera disiapkan terkait penanganan untuk menghadapi ancaman gelombang susulan ini,” imbuhnya.

Berdasarkan dari data karakter pasien secara Nasional. Diketahui, sebanyak 66 persen bergejala ringan dan tanpa gejala. Kemudian 93 persen tanpa komorbid, dan sebanyak 7 persen dengan komorbid atau penyakit penyerta.

“Hati-hati dengan ini. Oleh sebab itu, yang ringan dan tanpa gejala prioritaskan untuk masuk ke Isoter (Isolasi Terpadu). Rumah sakit hanya untuk kondisi yang sedang, berat, dan kritis. Manajemen tersebut perlu disiapkan. Tidak semua pasien masuk rumah sakit. Sebab, rumah sakit manapun tidak akan mampu menampung semuanya,” ungkapnya.

Baca Juga:  Polisi Bantu 125 KK Warga Jember Buat Sumur Bor, Atasi Dampak Kekeringan Setiap Tahun

Jika melihat karakter pasien yang meninggal akibat virus Omicron, kata Jokowi, ada sebanyak 69 persen belum mendapatkan vaksin lengkap.

“Artinya, vaksin menjadi kunci bagi penanganan varian Omicron untuk menekan angka kematian. Tentunya, percepatan vaksinasi sangat menentukan juga,” paparnya.

“Karena itu, perlu ada tinjauan kota dan kabupaten mana saja yang tingkat capaian vaksinasinya masih di bawah 70 persen. Terutama untuk vaksinasi dosis dua. Segera mungkin juga harus memenuhi capaian Mengingat, kunci penanganan virus Omicron itu hanya ada dua. Percepatan vaksinasi dan meningkatkan prokes, terutama masker,” tandasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment