Serukan Toleransi Antar Umat Beragama, Bupati Jember Buka Rapat Pleno MAG

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
Serukan Toleransi Antar Umat Beragama, Bupati Jember Buka Rapat Pleno MAG

Foto: Bupati Jember Hendy Siswanto saat menghadiri Rapat Pleno Musyawarah Antar Gereja (MAG), Selasa (5/7/2022).

JEMBER, (WARTA ZONE) – Bupati Jember Hendy Siswanto membuka resmi rapat pleno Musyawarah Antar Gereja (MAG) dengan agenda into pembentukan pengurus MAG masa bhakti tahun 2022-2025.

Dalam sambutannya, Bupati Jember Hendy Siswanto menyerukan toleransi antar umat beragama di Kabupaten Jember.

Adanya toleransi yang tinggi antar umat beragama, maka Kabupaten Jember akan damai.

Selain itu, Bupati Jember mendorong para pemuka agama untuk turut serta mengarahkan umat dalam menyukseskan program pemerintah. “Yakni salah satunya seperti melarang umat untuk melakukan pernikahan dini. Sehingga nantinya dapat berakibat pada ketidaksiapan mental pasangan suami-istri,” ujar Hendy, Selasa (5/7/2022).

Baca Juga:  Implementasi Perda Disabilitas, Fasilitas Bagi Difabel Akan Dilengkapi di Wilayah OPD Jember

Kemudian, lanjut Hendy, juga memicu tingginya beberapa problem.

“Seperti memicu tingginya angka stunting, AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi). Sehingga, perlunya kesiapan mental untuk melakukan pernikahan,” ungkapnya.

Dampak lainnya Hendy menjelaskan, ketidaksiapan mental dalam pernikahan juga dapat menyebabkan perceraian.

“Hingga bulan Juni? angka perceraian di Jember sudah mendekati angka 3.000 an. Pada tahun lalu angkanya berkisar 6.000 kasus,” paparnya.

“Perceraian ini tidak selesai cerai gitu saja, perceraian rentan menimbulkan persoalan sosial baru,” imbuhnya.

Baca Juga:  Hari Pertama Naik Kereta Api Tanpa Skrining, Okupansi Penumpang Meningkat

Lebih jauh Hendy menyampaikan, bahwa pihaknya sedang mempersiapkan tanah aset Pemkab Jember. Untuk kemudian dijadikan lahan pemakaman bagi warga kristiani, serta warga muslim dengan kebutuhan yang sama.

“Kami sedang carikan lahan milik Pemkab Jember untuk lahan pemakaman. Antara warga kristiani maupun muslim, sama-sama kebutuhannya kurang banyak tanah makamnya,” pungkasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment