Saat Pandemi Ditambah Penyekatan, Ketua HIPMI Jember: Inovasi dan Kreativitas Harus Ditingkatkan

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
Foto: Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jember, saat pemberian santunan bagi anak-anak yatim di aula Hotel Aston Jember.

Foto: Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jember, saat pemberian santunan bagi anak-anak yatim di aula Hotel Aston Jember.

JEMBER, (WARTA ZONE) – Menanggapi adanya aturan pemerintah soal penyekatan untuk menghalau arus mudik jelang lebaran Idul Fitri 1442 H atau 2021 M. Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jember Nur Rizal Arif mengakui ada dampak bagi para pelaku UMKM dan bagi pengusaha.

Terlebih lagi bagi pelaku usaha kuliner atau tempat souvenir dan oleh-oleh. Dampak itu terasa, karena sudah dua kali momen lebaran ini. Pandemi Covid-19 belum berakhir dan terkait mudik lebaran pemerintah masih melarang untuk dilakukan.

“Dengan diberlakukannya penyekatan pemudik pada 6 – 17 Mei 2021 untuk mengantisipasi resiko peningkatan kasus baru virus Covid-19. Banyak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terkena dampaknya,” kata Rizal saat dikonfirmasi pada kegiatan pemberian santunan bagi anak-anak yatim di Aula Hotel Aston Jember, Minggu (9/5/2021).

Untuk kebijakan aturan penyekatan guna menghalau arus mudik berasal dari pemerintah pusat.

“Tentunya kita yang ada di daerah terdampak dengan kebijakan ini. Namun harus di ingat, faktor utama yang harus kita jaga yaitu faktor kesehatan untuk saat ini,” sambung Rizal.

Dengan adanya penyekatan itu pun, katanya, juga mengganggu para dan mengurangi omset pendapatan para pengusaha. Khususnya yang juga tergabung dalam BPC HIPMI Jember.

“Sehingga untuk menyikapi dan mensiasatinya, bisa dilakukan dengan memaksimalkan potensi di bidang retail dan makanan itu. Apakah lewat kreasi atau memanfaatkan pemasaran secara online,” katanya.

Rizal juga mengatakan inovasi dan kreativitas sangat penting dimiliki oleh setiap pengusaha, mengingat pandemi covid-19 yang masih belum berakhir sampai saat ini.

“Inovasi dan kreativitas tetap dibutuhkan, kemarin pada saat awal puasa anggota kita membuat usaha kreatif yakni es bar-bar yang viral sampai ke pusat. Memang kreativitas dan inisiatif memang diperlukan saat ini,” imbuhnya.

Selain itu, Rizal juga sudah menyiapkan program pelatihan untuk meningkatkan produktivitas yang ada di desa. Namun, untuk program pelatihan-pelatihan masih belum bisa dilakukan karena terganjal izin kegiatan pelatihan.

“Program kita ada di dua desa, yakni Tanggul dan Semboro. Kalau di Semboro penghasil jeruk, nah kita tidak mungkin hanya jeruk. Bagaimana jeruk ini diolah untuk bisa menjadi manisan atau minuman jeruk,” ungkapnya.

“Kalau untuk di Tanggul, di sana kita berencana untuk menjadikan Tanggul menjadi desa wisata religi. Masyarakat di sana kita akan pelatihan untuk membikin kaos, souvernir,” lanjutnya.

Ketua HIPMI Jember itu juga menambahkan, dalam waktu dekat akan menggelar Rapat Kerja Cabang (Rakercab) untuk upgrading anggotanya.

“Kita sebagai organisasi kita melakukan upgrading terus terhadap anggota kita. Mangkanya dua bulan lagi kita melakukan rakercab, disitu tujuannya melakukan upgrading anggota kami,” pungkasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment