JEMBER, (WARTA ZONE) – Polres Jember, Jawa Timur, akan menyelidiki peristiwa nahas yang terjadi saat ritual di Pantai Payangan di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu.
Polisi akan menyelidiki kasus ritual Minggu dini hari tersebut, karena diduga ada kelalaian yang dilakukan ketua kelompok.
Pasalnya, ritual yang diikuti oleh 23 orang (sebelumnya tertulis 24 orang) itu, menyebabkan 11 orang meninggal dan korban lainnya harus dirawat di Puskesmas Ambulu.
Dengan ditemukannya korban terakhir atas nama Syaiful, korban meninggal peristiwa ritual di Pantai Payangan komplit 11 orang. Sedangkan korban selamat ada 12 orang.
Tanggapi soal ritual di Pantai Payangan, Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo, akan melakukan proses penyelidikan lanjutan.
“Karena korban selamat salah satunya adalah pemimpin kelompok ritual itu. Nanti lebih lanjut akan kami sampaikan proses penyelidikan. Mohon waktu,” kata Hery saat dikonfirmasi di Pantai Payangan, Jember, Minggu, 13 Februari 2022.
Informasi yang dihimpun wartawan di lokasi, Juru Kunci Pantai Payangan Saladin telah memberikan peringatan agar rombongan itu tidak melakukan ritual di lokasi dekat kaki batu karang Bukit Kamboja.
Pasalnya di lokasi tersebut dinilai rawan dan terjangan ombak laut cukup kencang, sehingga membahayakan.
“Sudah diperingati oleh Pak Saladin, beliau Juru Kunci sini (Pantai Payangan). Tapi tetap saja melakukan, ya terjadilah itu,” kata Jumadi, salah seorang warga sekitar Pantai Payangan.
Dari informasi yang dihimpun wartawan, kelompok ritual yang memakan korban tersebut bernama Tunggal Jati Nusantara. Pemimpin kelompok berinisial NH (35) warga Dusun Botosari, Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Jember.
Rombongan diketahui berangkat dari rumah NH sekitar pukul 23.00 WIB, Sabtu, 12 Februari 2022 malam. Anggota kelompok Tunggal Jati Nusantara itu berangkat dengan 3 mobil menuju Pantai Payangan. (*)
Comment