Hujan Deras Rendam Rumah Bupati Jember, Ketinggian Air Capai 2 Meter

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
Hujan Deras Rendam Rumah Bupati Jember, Ketinggian Air Capai 2 Meter

Foto: Rumah Bupati Jember Hendy Siswanto di Kampung Ledok, Jalan Sultan Agung, Kelurahan Jember Kidul, Kaliwates, terendam banjir.

JEMBER, (WARTA ZONE) – Akibat luapan Sungai Kali Jompo, rumah Bupati Jember Hendy Siswanto di Kampung Ledok, Jalan Sultan Agung, Kelurahan Jember Kidul, Kaliwates terendam banjir.

Ketinggian air yang merendam rumah Bupati dan puluhan warga lain, mencapai kurang lebih 2 meter.

Saat ini petugas TRC BPBD Jember bersama unsur relawan dan dinas jajaran terkait berupaya mengurangi debit air dengan menggunakan alat Alkon.

Menurut salah seorang warga Halimah (50) banjir yang merendam rumahnya dan juga kediaman Bupati Jember terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.

“Sejak siang itu hujan, tapi tidak terlalu deras. Baru kemudian sekitar pukul 4 sore hujan terus semakin deras dan air sungai mulai tampak keruh. Debit air naik. Yang bilang anak saya saat melihat ke sungai,” kata Halimah saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Rabu (28/12/2022) malam.

Jelang Magrib, lanjutnya, banjir mulai terjadi di depan rumahnya. “Gak tinggi airnya, setinggi mata kaki. Tapi setelah salat magrib. Tiba-tina mirip air bah. Langsung banjir. Saya sempat tenggelam dibantu anak saya. Ketinggian air kurang lebih 2 meter,” sebutnya.

Baca Juga:  Bupati Hendy Saksikan Pelantikan DPC Himpunan Nelayan Indonesia Wilayah Jember

Terkait banjir dengan debit air yang semakin tinggi, Halimah mengatakan, alat pendeteksi banjir atau EWS tidak bunyi.

“Kan dulu dipasang alat itu (EWS) yang bunyi kalau banjir. Ini tapi tidak ada suara. Tiba-tiba air sudah tinggi. Alhamdulillah saya masih selamat, selain saya ada puluhan warga terdampak banjir,” jelasnya.

“Untuk banjir ini, paling besar dibanding yang dulu. Dulu pernah banjir juga besar. Terus sempt banjir beberapa kali tapi gak besar. Sekarang paling besar dan banyak rumah yang terendam banjir,” sambungnya, menjelaskan.

Terkait banjir di Rumah Bupati Hendy, saat ini pemilik rumah sedang meninjau kondisi rumahnya. Rumah yang terendam banjir adalah rumah pribadi miliknya, dan untuk kejadian banjir ini terjadi kesekian kalinya.

Bupati Hendy masih meninjau kondisi rumahnya didampingi Istri Kasih Fajarini dan anak-anaknya. Kondisi di rumah Bupati Hendy gelap karena aliran listrik dimatikan.

Baca Juga:  Perbaikan Jembatan Klungkung Selesai dalam Waktu 7 Bulan

Terpisah terkait penanganan banjir saat ini sedang dilakukan. Kepala BPBD Jember Sigit Akbari memberikan instruksi untuk segera mengurangi debit air menggunakan alat alkon.

“Sore ini luar biasa sekali hujannya, sejak siang tadi sampai sore hujannya begitu lebat. Sehingga mulai hulu sampai hilir terjadi penambahan debit air,” kata Sigit saat dikonfirmasi disela penanganan banjir.

“Untuk saat ini di kediaman Bapak Bupati juga kebanjiran, untuk kondisi hujan masih berlangsung. Kita lakukan pengurasan menggunakan alat alkon untuk menyedot air,” sambungnya.

Terkait banjir yang terjadi, lanjut Sigit, diakui olehnya alat pendeteksi banjir atau EWS tidak berfungsi.

“Informasinya (alat pendeteksi) tidak meraung, jadi mungkin ada putusnya kabel. Tapi tadi dari hulu Kali Jompo, air sungai deras dan keruh. Juga sudah ada peringatan peningkatan debit air,” jelasnya.

Baca Juga:  Resmikan Omah Rembug, Ini Komitmen Bupati Jember Hendy Siswanto

“Untuk hujan saat ini info dari BMKG cukup tinggi intensitasnya. Bahkan kondisi ini sampai nanti akhir Desember,” sambungnya.

Terkait titik lokasi banjir, Sigit menambahkan, saat ini TRC BPBD Jember masih melakukan Assessment.

“Untuk assessment, sementara ini tim kita masih ada di lapangan. Bahkan di Rambi pun sudah melakukan pendataan, khususnya di daerah Tempean itu juga sudah mulai masuk ke rumah warga. Infonya lokasi banjir lain juga ada, mohon waktu,” ucapnya.

“Ketinggian air variatif, dan mudah-mudahan cepat turun. Sekarang upaya penanganannya melakukan penyedotan air. Jadi pakai air alkon yang ada,” imbuhnya.

Pantauan di lokasi banjir, untuk mengurangi debit air. Dilakukan penyedotan menggunakan alat alkon. Selain dari TRC BPBD Jember, juga ada upaya penanganan banjir dari relawan, dan dua regu anggota Damkar dan Penyelamatan Jember. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment