SUMENEP, (WARTA ZONE) — Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Rejeki milik Pemerintah Desa Banbaru, pulau Giiraja, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, mulai memberikan kontribusi nyata untuk desa.
Hal itu ditandai dengan berkembangnya usaha BUMDes yang bergerak di bidang perdagangan dan jasa ini hingga mulai berkontribusi untuk mendongkrak PADes setempat sebesar Rp 1.680.000,- pada tahun 2019 sampai 2020.
Meski angka tersebut terbilang sedikit, namun BUMDes yang dinakhodai oleh Edi Sugianto ini perlahan tapi pasti sudah mulai bisa mandiri tanpa bergantung kepada pihak manapun.
“Modal awal kami dari pemerintah desa adalah Rp 50 juta yang dianggarkan tahun 2019 lalu, setahun kemudian Alhamdulillah kami sudah bisa berkontribusi untuk desa walaupun masih sedikit,” ungkapnya, Jumat (29/1/2021).
Edi menjabarkan bahwa BUMDes yang dikelola dirinya bersama sejumlah pemuda itu memang sudah berdiri sejak tahun 2017 lalu. Namun, baru mendapat modal awal dari pemerintah desa setempat pada tahun 2019.
“Saat itulah kami mulai mencoba inovasi dengan mengelola jasa perdagangan dan tata rias pengantin,” ucapnya.
“Jadi ada alat-alat kecantikan atau kosmetik, sepatu, sandal, karpet juga yang lain,” sebutnya.
Edi mengaku, tantangan dalam menjalankan amanah dari pemerintah desa untuk mengelola BUMDes tidaklah mudah. Sebab, butuh konsistensi dan semangat yang harus terus digelorakan bersama dengan pengurus.
“Kami terus mencoba konsisten dengan konsep bahwa BUMDes harus kreatif, didasari dengan rencana usaha yang jelas dan sinergi dengan unsur pemerintah desa juga BPD,” jelasnya.
Sebagai terobosan baru, lanjut Edi, pihaknya bersama pengurus BUMDes akan memperluas jejaring serta menambah jenis bidang usaha yang potensial untuk mendongkrak pendapatan ekonomi di desa.
“Yang jelas, harus sesuai dengan potensi yang ada di Desa Banbaru,” simpulnya.
Sementara itu, Kepala Desa Banbaru, Zainal mengungkapkan, pihaknya sangat berharap ke depan BUMDes Sumber Rejeki akan semakin berkontribusi untuk mendongkrak pendapatan asli desa (PADes).
“Jika suatu hari nanti BUMDes berinisiatif untuk membuka usaha industri seperti pabrik tahu, kami sangat ingin sekali usaha ini bisa segera dimulai,” ujarnya.
Hal ini, lanjut Sigit sapaan akrab Zainal, dinilai akan mempermudah kebutuhan rumah tangga masyarakat yang membutuhkan bahan semacam itu.
“Jadi desa kami sudah ada PADes sendiri, tidak tergantung lagi dari pihak manapun, sehingga kami bisa berkembang,” tegasnya.
“Selama ini BUMDes belum memiliki insentif, hanya kerja saja, dengan itu kita pasti bisa berdayakan masyarakat juga,” harapnya. (*)
Comment