Penyebab Kecelakaan Kereta Api di Jember, Diduga Akibat Lampu dan Rambu Perlintasan Mati Selama 3 Tahun

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
Foto: Proses evakuasi korban tewas tertabrak kereta api, saat melintasi perlintasan tanpa palang pintu di Jalan Dusun Gayam RT 02 RW 25 Desa Rambigundam, Kecamatan Rambipuji, Jember.

Foto: Proses evakuasi korban tewas tertabrak kereta api, saat melintasi perlintasan tanpa palang pintu di Jalan Dusun Gayam RT 02 RW 25 Desa Rambigundam, Kecamatan Rambipuji, Jember.

JEMBER, (WARTA ZONE) – Kecelakaan tertabrak kereta api terjadi di perlintasan tanpa palang pintu di Jalan Dusun Gayam RT 02 RW 25 Desa Rambigundam, Kecamatan Rambipuji, Jember, Jawa Timur.

Korban diketahui bernama Andika (18) warga Dusun Jereng Barat, Desa Gugut, Kecamatan Rambipuji, Jember.

Korban saat itu diketahui selepas mengantar temannya Risky Cipta Prasetya warga Bandung. Guna membeli tiket bus untuk mudik di sekitar Terminal Tawangalun, Kecamatan Rambipuji, Jember.

Korban berboncengan naik motor Honda Supra tanpa plat nomor dari arah selatan ke utara.

Saat kejadian korban tertabrak kereta api, sementara temannya yang dibonceng selamat. Beruntung karena masih sempat melompat dari atas motor.

Menurut warga sekitar lokasi kejadian, Sunarto mengatakan korban selamat karena masih sempat mendengar teriakan warga yang memberitahu jika ada kereta api akan melintas.

“Tadi kan yang selamat sempat dibantu warga. Meskipun tadi sempat kelihatan syok dan kaget. Karena temannya ketabrak kereta api. Nah tadi saat ditanya-tanya dalam kondisi bingung gitu. Dia juga bilang untung mendengar ada yang teriak kalau kereta lewat. Akhirnya spontanitas dia itu lompat dari motor,” kata Sunarto saat dikonfirmasi di lokasi kejadian, Jumat (29/3/2024).

Baca Juga:  Sengketa Batas Tanah Jadi Pemicu Pembongkaran Makam di Jember

Kejadian kecelakaan kereta api yang terjadi sekitar pukul 09.40 WIB itu. Terjadi saat ada kereta api Sri Tanjung relasi Banyuwangi – Lempuyangan, Yogyakarta yang sedang melintas.

“Saat melompat itu, korban yang nyetir motor tidak selamat karena langsung tertabrak kereta api. Jasadnya terseret sana dekat jembatan kecil arah barat, sedangkan motornya di sini (sambil menunjuk) tidak jauh dari perlintasan kereta api ini,” ucap Sunarto.

Terkait kecelakana kereta api yang terjadi, Sunarto menduga disebabkan karena rambu perlintasan mati bertahun-tahun.

“Jalan ini jalur utama warga desa. Disebutnya Gang Hotel R7. Memang tidak ada palang pintu kereta api. Tapi ada rambu-rambu dan lampu yang menyala saat ada kereta api lewat. Jadi orang mau melintas itu tahu ada kereta api,” ulasnya.

“Tapi sudah bertahun-tahun, kira-kira 3 tahunan lebih. Rambu-rambu lampu itu mati. Kami berharap ada perbaikan dari dinas terkait atau dari KAI,” imbuhnya.

Baca Juga:  Gelar Pertemuan Rutin, Dharma Wanita Kabupaten Jember Bina Mental Spiritual Istri ASN

Terkait rambu-rambu perlintasan kereta api yang mati. Juga dibenarkan oleh Ketua BPD Desa Rambigundam Suharyono.

“Jadi ada rambu-rambu lampu dan suara. Jadi kalau ada kereta api lewat, meskipun tidak ada palang pintuengendara tahu dan berhenti saat ada alaram dan lampu itu. Tapi rambu-rambu ini sudah lama mati, mungkin lebih 3 tahunan,” ucap Suharyono saat dikonfirmasi terpisah.

“Kami berharap ada perhatian, agar rambu-rambu ini diperbaiki lagi. Sehingga meskipun tidak ada palang pintu, masih ada rambu-rambu nya,” sambungnya.

Terkait kronologi kejadian, lanjut Suharyono, korban tewas di lokasi kejadian, dengan jasadnya hancur dan terpotong menjadi dua bagian.

Namun saat kecelakaan terjadi, teman korban selamat karena berhasil meloncat sebelum kereta api melintas.

Baca Juga:  Ajang Pencarian Bakat Bintang Radio Jember Jaring Kaum Milenial

“Motor itu melaju dari selatan ke utara melintasi perlintasan kereta api tanpa palang pintu. Tidak tolah toleh (tengok kanan kiri), langsung melintas. Tidak tahu ada kereta api arah dari Jember atau dari arah timur ke barat melintas. Sehingga terjadi kecelakaan,” ulasnya.

Lanjut Suharyono, saat kejadian korban diketahui berboncengan dengan temannya.

“Kata temannya yang selamat, habis beli tiket bus. Tidak tahu sudah beli atau belum. Tapi kalau lihat arah korban menuju perlintasan rel, mungkin sudah beli tiket,” ucapnya.

“Nah saat itu korban tidak tahu ada kereta lewat, warga sudah teriak. Teman korban yang dibonceng itu sempat meloncat dari motor. Tapi yang nyetir ini (korban) tetap melaju dan langsung tertabrak kereta api. Korban terseret kereta api sejauh kurang lebih 300 meter, motornya terlempar ke arah barat dan jatuh di bahu kanan rel sejauh kurang lebih 10 meter,” sambungnya menjelaskan. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment