JEMBER, (WARTA ZONE) – Pria bernama Andika, warga Dusun Jereng Barat, Desa Gugut, Kecamatan Rambipuji, Jember, tewas tertabrak kereta api, saat melintasi perlintasan tanpa palang pintu di Jalan Dusun Gayam RT 02 RW 25 Desa Rambigundam, Kecamatan Rambipuji.
Korban tertabrak kereta api Sri Tanjung relasi Banyuwangi – Lempuyangan, Yogyakarta, sekitar pukul 09.40 WIB, Jumat (29/3/2024).
Saat kejadian, pemuda 18 tahun itu berboncengan dengan temannya, Risky Cipta Prasetya warga Bandung.
Ia mengantar temannya beli tiket bus untuk mudik di sekitar Terminal Tawangalun, Kecamatan Rambipuji, Jember.
Namun saat kecelakaan terjadi, teman korban selamat karena berhasil meloncat sebelum kereta api melintas.
Sementara korban tewas di lokasi kejadian, dengan jasadnya hancur dan terpotong menjadi dua bagian. Serta terseret kereta api sejauh kurang lebih 300 meter dari lokasi kecelakaan.
Sedangkan untuk motor korban terlempar ke barat sejauh kurang lebih 10 meter dari lokasi kecelakaan.
“Motor itu melaju dari selatan ke utara melintasi perlintasan kereta api tanpa palang pintu. Tidak tolah toleh (tengok kanan kiri), langsung melintas. Tidak tahu ada kereta api arah dari Jember atau dari arah timur ke barat melintas. Sehingga terjadi kecelakaan,” kata warga sekitar lokasi kejadian Suharyono saat dikonfirmasi di lokasi kejadian.
Pria yang juga Ketua BPD Desa Rambigundam itu mengatakan, saat kejadian korban berboncengan dengan temannya.
“Kata temannya yang selamat, habis beli tiket bus. Tidak tahu sudah beli atau belum. Tapi kalau lihat arah korban menuju perlintasan rel, mungkin sudah beli tiket,” ucapnya.
“Nah saat itu korban tidak tahu ada kereta lewat, warga sudah teriak. Teman korban yang dibonceng itu sempat meloncat dari motor. Tapi yang nyetir ini (korban) tetap melaju dan langsung tertabrak kereta api. Korban terseret kereta api sejauh kurang lebih 300 meter, motornya terlempar ke arah barat dan jatuh di bahu kanan rel sejauh kurang lebih 10 meter,” sambungnya menjelaskan.
Terkait kecelakaan kereta api di lokasi kejadian yakni perlintasan rel tanpa palang pintu. Lebih lanjut kata Suharyono, di perlintasan tersebut sudah dilengkapi rambu-rambu lampu isyarat dan alarm.
“Jadi ada rambu-rambu lampu dan suara. Jadi kalau ada kereta api lewat, meskipun tidak ada palang pintu pengendara tahu dan berhenti saat ada alarm dan lampu. Tapi rambu-rambu ini sudah lama mati, mungkin lebih 3 tahunan,” ungkapnya.
“Kami berharap ada perhatian, agar rambu-rambu ini diperbaiki lagi. Sehingga meskipun tidak ada palang pintu, masih ada rambu-rambu nya,” sambung Suharyono.
Ia menambahkan, pasca kejadian kecelakaan kereta api itu. Teman korban saat ini dibawa ke Mapolsek Rambipuji.
“Tadi dibawa petugas dari Polsek mungkin untuk dimintai keterangan. Tadi terlihat syok dan pucat gitu, kasihan,” ujarnya.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Rambipuji Bripka Bambang Febri mengatakan untuk saat ini pihaknya langsung melakukan olah TKP di lokasi kejadian.
“Selanjutnya untuk jasad korban nantinya akan diperiksa oleh Tim Inavis Polres Jember. Juga jika keluarga menerima ikhlas, jasad korban akan langsung dimakamkan. Tapi kalau dibutuhkan visum, akan dibawa ke instalasi Kamar Mayat RSD dr. Soebandi Jember dulu,” ujar Bambang. (*)
Comment