JEMBER, (WARTA ZONE) – Sebanyak 400 penghuni Lapas Kelas IIA Jember menggelar kegiatan salawatan dan Istigasah untuk memperingati Haul Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid) ke-13.
Kegiatan yang diinisiasi oleh kelompok masyarakat Bolo Saif yang merupakan pengikut dan santri dari Tokoh Ulama Besar di Jember, KH Ayyub Saiful Rijal (Gus Saif).
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengajak ratusan penghuni lapas agar memahami suri tauladan dari Gus Dur. Juga bermaksud sebagai bentuk ungkapan syukur jelang pergantian Tahun 2023.
Menurut koordinator Kustiono Musri, kegiatan tersebut merupakan hal rutin yang dilakukan oleh pria yang juga Pengasuh Ponpes Asshiddiqie putri (Ashri) Lingkungan Talangsari, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Jember itu, sejak tahun 2010.
“Dengan tujuan untuk berbagi suka dan menebar kegembiraan dengan bersalawat. Kebetulan momennya adalah memperingati hari wafatnya Presiden keempat (Gusdur). Sehingga istilah di pesantren itu namanya Haul sekaligus untuk menyambut tahun baru 2023,” kata Kustiono saat dikonfirmasi disela kegiatan, Jumat (30/12/2022).
“Tidak ada (tujuan) lain. Gus Saif hanya ingin berbagi kepada saudara-saudara sebangsa yang ada di lapas. Yang kebetulan sedang bermasalah dengan hukum, untuk berbagi suka dan mengingatkan salawat,” sambungnya.
Untuk kegiatan salawatan dan Istigasah di Lapas Kelas IIA Jember, kata Kustiono, adalah kegiatan kedua.
“Yang sebelumnya saat pagi, dilaksanakan di Lapas Bondowoso. Diikuti oleh 500 an warga binaan di sana,” katanya.
Sementara itu, Kalapas Jember Hasan Basri menyampaikan, dengan adanya kegiatan salawatan dan Istigasah di lapas. Merupakan kegiatan bermanfaat yang sebenarnya sudah diagendakan oleh Lapas kelas IIA Jember.
“Syukur Alhamdulillah kita sebetulnya di akhir tahun ini sudah mengagendakan acara keagamaan. Untuk berdoa bersama, dalam rangka menyambut pergantian tahun nasional ini untuk warga binaan. Tapi kemudian, ada acara dari Gus Saif, yang kayaknya arahnya sama. Jadi kita dengan tangan terbuka menerima Gus Saif memberikan petuah-petuah (nasehatnya) dalam memperingati Haulnya Gus Dur dalam bentuk istigasah dan salawatan,” ujar Hasan.
Menurut Hasan, dengan ada kegiatan bernilai-nilai keagamaan. Secara tidak langsung memberikan manfaat, untuk menguatkan nilai-nilai keagamaan penghuni lapas.
“Jadi dengan dikuatkan jiwa spiritualnya, mereka (warga binaan) dapat dikuatkan lagi imannya. Sebagai bekal untuk nanti jika keluar dari lapas ini. Sehingga bisa kembali memberikan manfaat dan menebar kebaikan ke masyarakat,” katanya.
“Dengan begitu diharapkan tidak mengulangi perbuatannya di masa lalu. Juga nantinya jika semakin berbuat baik di dalam lapas, bisa membantu warga binaan untuk mendapatkan remisi ataupun juga pembebasan bersyarat,” sambungnya.
Untuk kegiatan Salawatan dan Istigasah ini, lanjutnya, diikuti oleh 400 an warga binaan.
“Sebenarnya untuk warga binaan kami ada 1100 an orang. Karena tempatnya tidak cukup, yang ada di tenda dan masjid dalam lapas hanya 400an orang ini,” ujarnya. (*)
Comment