Upacara Hari Lahir Pancasila, Bupati Jember Pakai Baju Khas Pandalungan

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri

Foto: Bupati Jember Hendy Siswanto saat memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Alun-Alun Kota Jember, Kamis (1/6/2023).

JEMBER, (WARTA ZONE) – Bupati Jember Hendy Siswanto memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Alun-Alun Kota Jember, Kamis (1/6/2023).

Dalam kegiatan upacara itu, peserta yang terdiri dari seluruh jajaran dan Kepala OPD Pemkab Jember, juga tamu undangan memakai pakaian adat dan tradisional dari seluruh Indonesia.

Bupati Jember Hendy Siswanto juga tampak memakai baju tradisional. Namun baju itu menurutnya, dinilai memiliki kekhasan Jember.

Bupati Hendy menyebutnya sebagai baju khas Pandalungan. Sebagai bentuk kultur budaya kolaborasi Jawa dan Madura.

“Saya memakai busana adat (tradisional) berbeda, dimana saya ingin menampilkan sesuatu yang beda. Ini Jember yang akrab disebut Pandalungan, yakni gabungan antara (kekhasan suku) Jawa dan Madura,” kata Hendy saat dikonfirmasi sejumlah wartawan usai upacara.

Baca Juga:  Pimpin Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Bupati Mas Tamam Minta Penerus Bangsa Pahami Ideologi Pancasila

Bupati Hendy menjelaskan, dari ujung kepala hingga kaki. Memakai aksesoris untuk mendukung baju khas Pandalungan yang dimaksud.

“Tentunya (aksesoris) yang dipakai, untuk mempresentasikan (kolaborasi) itu semua. Ada Madura oke, Jawa juga oke. Ini (kepala) memakai ublang. Dimana ublang ini (dengan motif) kain batik khas Jember dan menunjukkan (serta mewakili) kreatifitas Jember Fashion,” ulasnya.

Kemudian diantara baju dan celana tiga seperempat yang dipakai berbentuk khas pakaian Sakera, disebut sebagai perwakilan dari Suku Madura.

“Tapi bedanya ini ada (kain) pengikat atau mirip sarung dengan motif daun tembakau, dan kain warna hitam. Bahwa di Jember juga ada masyarakat Madura. Kombinasi warna emas, mirip kain Bali,” ujarnya.

Selanjutnya pada bagian kaki sebelah kiri, lanjut Hendy, dikombinasi dengan lukisan warna warni. Menunjukkan ke khasan dari Jember Fashion Carnival (JFC).

Baca Juga:  Hadiri Hari Bhakti Adhyaksa Ke-63, Bupati Hendy Apresiasi Kejari Jember

“Sempat tadi ditegur sih sama Gus Firjaun (Wabup Jember), Ji kok ada tatonya. Saya bilang, maaf bukan tato Gus. Ini lukisan kreatifitas seniman sekitar alun-alun sini. Ini menunjukkan ciri khas JFC. Tapi (warna catnya) tidak permanen, bisa hilang ini. Jadi ini kekhasan yang saya maksud dari Pendalungan,” ulasnya.

Dengan kreatifitas dari sisi seni itu, lanjutnya menjelaskan, Hendy menegaskan siap untuk membawa ke khasan Jember dari sisi seni. Untuk mendorong UMKM juga keunikan Jember.

“Apa yang ada di badan saya, saya siap promosikan. Untuk Jember. Mendorong UMKM dan ekonomi kreatif. Ini gelang kayu, asal Balung. Ini asli UMKM jadi mendorong industri-industri kreatif,” ulasnya.

Baca Juga:  Bupati Hendy Hadiri Peletakan Batu Pertama Rumah Sakit NU Jember

Dengan mengangkat kearifan lokal, katanya, mendorong ekonomi lebih baik.

“Nilai seni ini buat kita, menjadi nilai ekonomi yang bagus. Termasuk juga tadi saat upacara saya membacakan pidato dari Bapak Presiden RI berkaitan Hari Kelahiran Pancasila. Karena harus kita laksanakan bagaimana membumikan Pancasila, bukan hanya sebagai dibaca atau retorika saja. Harus betul betul dimaknai dan dilakukan (diterapkan) dalam kehidupan sehari-hari,” ulasnya.

“Karena Pancasila ini adalah merangkum dari seluruh keyakinan dan keberagaman suku, keberagaman agama, semua ada dimaknai dalam lima sila yang ada ini,” imbuhnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment