Pemkot Bogor Tekan Penggunaan Plastik di Swalayan, Mal hingga Minimarket

0 Komentar
Reporter : Iran G Hasibuan
Ilustrasi belanja dengan kantong plastik. (Pradita Utama/detikcom)

Ilustrasi belanja dengan kantong plastik. (Pradita Utama/detikcom)

KOTA BOGOR, (WARTA ZONE) – Indonesia menjadi negara kedua penghasil limbah plastik terbesar setelah China. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah pertahun dan 14 persen diantaranya sampah plastik.

Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah mengupayakan untuk menekan pengurangan limbah plastik, yang berasal dari sampah rumah tangga.

Ke depan, ditarget pengurangannya hingga 20 persen. Kantong plastik memiliki andil terhadap lingkungan karena sulit terurai.

“Pemkot Kota Bogor terus berupaya menekan hal itu dan ditargetkan ke depan pengurangan limbah plastik sebesar 20 persen,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) Kota Bogor Deni Wismanto, Jumat (1/10/2021).

Baca Juga:  Menteri Teten Lihat Potensi Tanaman Hias di Kota Bogor

Menurutnya, untuk sementara penggunaan kantong plastik baru di larang ditingkat Pasar swalayan, Mal dan minimarket. Ke depannya kata Deni, akan diupayakan hingga warung kecil.

Sebelum sampah dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, akan dilakukan penyortiran di tingkat Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Residunya baru diangkut ke TPA Galuga.

“Sampah dipisah Organik dan non organik. Pemisahan itu akan menghasilkan sampah seperti untuk budidaya makan Mogot yang dapat di konsumsi makanan ikan, burung dan lainnya,” tegas Deni.

Baca Juga:  Pemkot Bogor Resmikan Green House Bojongkerta, Solusi Permasalahan Ekonomi

Sementara Kabid Sampah Feby Darmawan mengatakan, sampah rumah tangga setiap hari berkisar 500 hingga 550 ton perhari. Dari jumlah tersebut kata Feby, baru 70 persen terlayani atau baru 29 titik lokasi dan sisanya terkendala lain seperti sulit terjangkau angkutan karena daerah berada padat penduduk.

Kendala lain, ungkap Feby, armada pengangkutan sampah usianya banyak yang sudah uzur. 80 persen diantaranya berusia 10 tahun keatas dan pihaknya terus mendorong Pemda setempat untuk melakukan peremajaan armada. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment