Hindari Pungli Lewat Sumbangan Sukarela, Bupati Jember: Jangan di Depan Anak Agar Tidak Terjadi Bullying

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
Hindari Pungli Lewat Sumbangan Sukarela, Bupati Jember_ Jangan di Depan Anak Agar Tidak Terjadi Bullying

Foto: Bupati Hendy Siswanto saat memberikan sambutan acara sosialisasi Saber Pungli di lingkungan Pendidikan Kabupaten Jember.

JEMBER, (WARTA ZONE) – Peringati Hari Anti Korupsi sedunia, Pemkab Jember menggelar kegiatan sosialisasi Saber Pungli (Sapu bersih pungutan liar) di lingkungan sekolah se Kabupaten Jember.

Dalam kegiatan yang diikuti oleh 700 orang kepala-kepala sekolah dari tingkat SD-SMA se Kabupaten Jember itu. Bupati Jember Hendy Siswanto mengingatkan agar tidak dilakukan pungli di sektor pendidikan.

Namun untuk mensiasati permintaan sumbangan kepada wali murid, bisa dilakukan dengan permintaan bantuan secara sukarela. Akan tetapi kata Hendy, terkait permintaan bantuan itu jangan dilakukan dihadapan siswa.

Dikonfirmasi disela kegiatan sosialisasi, kata Hendy, menarik pungli menjadi sebuah pelanggaran dan tidak boleh dilakukan.

Namun untuk menghindari kekhawatiran, para guru atau kepala sekolah. Disarankan untuk melakukan komunikasi kepada Tim Saber Pungli yang ada di Jember.

Baca Juga:  Pelayanan Terpadu Satu Pintu PN Jember Diluncurkan, Sinergitas Penyedia Layanan Publik

“Terkait ini sumbangan boleh apa enggak (atau masih menjadi kekhawatiran pungli). Silahkan berkomunikasi dengan Tim Saber Pungli, apakah bertany ke Dinas Pendidikan, Inspektorat, ataupun ke Kejaksaan,” kata Hendy saat dikonfirmasi, Kamis (8/12/2022).

“Tarikan sumbangan hal-hal yang kecil-kecil itu justru menjadi problem. Makanya tadi saya sampaikan kepada para kepala sekolah untuk mengajak serta (wali murid) untuk diajak komunikasi. Namun dengan cara yang benar,” sambungnya.

Terkait permintaan bantuan kepada wali murid atau orang tua siswa, menurut Hendy, adalah hal yang lumrah dilakukan. Selama sifatnya sukarela, dan tidak ada paksaan.

“Karena memang kebutuhan sekolah masing-masing tidak sama. Meskipun ada dana BOS, tapi kebutuhannya berbeda-beda. Makanya ajak serta para wali murid untuk berkomunikasi. Diantaranya untuk berdiskusi, bukan dalam bentuk perintah,” ujarnya.

Baca Juga:  Pimpin Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Bupati Jember Ajak Anak Muda Bangun Bangsa

Dengan mengajak peran serta wali murid atau orang tua siswa, kata Hendy, tidak serta merta langsung dilakukan dengan membahas sumbangan, meskipun sifatnya sukarela.

Tapi orang tua atau wali murid, diajak diskusi dna komunikasi untuk memiliki rasa memiliki dan bagaimana kepedulian terhadap pengembangan pendidikan.

“Bukan hanya menitipkan anaknya saja. Tapi orang tua diajak bersama-sama peduli,” ucapnya.

Namun demikian, Hendy menegaskan, terkait komunikasi soal sumbangan ke sekolah. Meskipun bersifat sukarela, jangan sampai melibatkan siswa atau anak didik.

“Saya menyampaikan jangan sampai mengumumkan sumbangan suka rela, sumbangan apapun yang berbau uang. Apalagi diumumkan di depan anak-anak. Karena anak-anak ini ada yang mampu dan ada yang tidak mampu,” katanya.

Baca Juga:  Ketinggian Banjir Capai 2 Meter, Keluarga Bupati Jember Ngungsi ke Lantai Dua

Hendy menyampaikan, alasan jangan menyampaikan sumbangan kepada anak. Agar tidak terjadi tindakan yang membuat adanya tindakan tidak baik di tengah siswa.

“Karena saya terima laporan, yang tidak mampu tadi ini, malah diolok antar teman, seperti tindakan bullying. Bahkan laporan yang pernah saya terima, anak ini (jari korban) kadang sampai tidak mau sekolah. Orangtuanya pun banyak yang mengeluh sama saya,” kata Hendy.

Sehingga soal sumbangan sukarela itu pun, katanya, cuku dibahas antara orang tua wali murid dengan sekolah.

“Jadi perlu diingat, saya juga sampaikan kepada kepala sekolah. Kalau ngomongin pengumuman sumbangan sukarela, jangan disampaikan ke depan anak-anak. Cukup orangtuanya saja di kumpulkan,” tandasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment