JEMBER, (WARTA ZONE) – Jelang Pilkada November 2024 mendatang, DPC PPP Jember saat ini sedang menyaring dan menangkap informasi dari masyarakat, terkait nama-nama calon yang akan bersaing dalam kontestasi Pilkada.
Sebagai bentuk komitmen pada Pilkada 2019 lalu, kata Ketua DPC PPP Jember Madini Farouq, pihaknya masih terus mengawal Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Jember saat ini.
Hendy Siswanto dan KH. Balya Firjaun Barlaman (Gus Firjaun), hingga masa jabatannya habis.
Namun apakah nantinya masih akan tetap mendukung pasangan yang didukungnya pada Pilkada 2019 lalu itu, Madini masih akan melakukan evaluasi dulu serta buka mata dan pasang telinga.
“Tentu kami (DPC PPP Jember) di bulan Ramadan dan Idul Fitri, kami pergunakan untuk ajang silaturrahim kepada kiai dan tokoh masyarakat. Untuk kami membuka mata dan membuka telinga apa yang dikehendaki oleh masyarakat Jember, pada pilkada 2024 november nanti,” kata pria yang juga akrab disapa Gus Mamak ini, Minggu (24/3/2024).
“Apakah kepemimpinan bupati yang sekarang, yang dulu di usung oleh PPP ini layak untuk dilanjutkan kembali pada periode kedua. Ataukah kita harus melakukan evaluasi dan memberikan catatan-catatan. Yang tentu pada akhirnya kita melihat hasil survey dan lain sebagainya. Untuk pada akhirnya siapa yang akan kita dukung pada Pilkada 2024,” sambungnya.
Namun demikian, kata Gus Mamak, menjaga komitmen saat Pilkada 2019 lalu. Menjadi hal utama untuk dikerjakan sampai tuntas.
“Yang jelas komitmen kami mengusung dan mengawal kepemimpinan Pak Hendy dan Gus Firjaun sampai akhir periode. Itu tetap menjadi komitmen kami. Tapi untuk 2024, kami masih belum bisa menentukan sikap karena kami harus menyerap aspirasi, melihat hasil survey, dan kami juga akan berkordinasi dengan DPW dan DPP,” ujarnya.
Dengan upaya yang dilakukan menyerap informasi jelang Pilkada 2024 mendatang. Kata Gus Mamak, menjadi dasar ketepatan nantinya untuk memberikan rekomendasi dukungan partai kepada calon kepala daerah atau bupati yang tepat.
“Karena pada akhirnya DPP yang akan mengeluarkan rekomendasi siapa calon bupati yang akan diusung oleh PPP di 2024 ini. Tapi kami tegaskan, sampai hari ini belum ada (nama calon layak),” ucapnya.
“Karena saya belajar dari DPP, ketika menentukan pilihan Capres, tidak mendengar aspirasi dari kiai dan tokoh. Akhirnya PPP sudah jatuh tertimpa tangga. Calon presiden kalah, PPP tidak lolos PT (Ambang Batas elektoral). Kami tidak ingin melakukan itu. Karena itu kami harus mendengar suara dari tokoh-tokoh dan kiai yang ada di Jember,” imbuhnya.
Terkait Pilkada 2024 bulan November mendatang, yang nantinya akan menentukan kepala daerah di tingkat Provinsi maupun kabupaten/kota.
“Untuk Pilgub (Pemilihan Gubernur) kami masih belum koordinasi dengan DPW. Nanti pada akhirnya DPW akan mendengar aspirasi dari bawah,” ujarnya.
“Kemudian untuk Pilbup (Pemilihan Bupati). Ada beberapa yang sudah melakukan komunikasi silaturrahim, tapi sebatas silaturrahim. Kita belum menentukan sikap! Ada nama Pak Nanang, baru satu itu yang silaturrahim. Yang lain belum ada,” imbuhnya. (*)
Comment