JEMBER, (WARTA ZONE) – Puluhan wisatawan lokal melakukan kunjungan wisata ke lokasi situs megalitikum di Kecamatan Jelbuk dan Arjasa, Kabupaten Jember.
Dalam kunjungan wisata itu, dinamakan ‘Jelajah Purba 2023’. Selain itu, kegiatan tersebut juga sebagai pilot project dari mengembangkan Kawasan Wisata Budaya Terintegrasi Argopuro-Raung.
Jelajah purba itu, diinisiasi oleh sejumlah pelaku wisata dan Pemkab Jember. Diantaranya adalah DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jember, Pokdarwis Kamal Arjasa dan Pokdarwis Panduman Jelbuk. Serta didukung juga oleh Pemkab Jember, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Dinas Kominfo dan Dinas Perhubungan.
Selain itu, juga didukung DPC ASITA Jember, BPC PHRI Jember, Despar Politeknik Negeri Jember, dan juga perwakilan pengusaha perhotelan.
Ketua DPC HPI Jember Hasti Utami mengatakan, pihaknya akan mengembangkan wisata budaya yang terintegrasi di wilayah Gunung Argopuro-Raung. Mulai dari Kecamatan Sumberbaru hingga di Sumberjambe.
“Kita sedang bikin pilot project, yang akan kita tunjukkan kepada masyarakat. Bahwa integrasi desa-desa itu bisa membangun kawasan wisata yang lebih besar. Arahnya adalah kami sedang menyiapkan pengembangan kawasan wisata budaya yang terintegrasi di wilayah Argopuro-Raung,” ucap Hasti saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di lokasi wisata, Minggu (10/12/2023).
Kemudian untuk rute pemberangkatan, para peserta jelajah purba berkumpul di Gedung Serbaguna, Kecamatan Kaliwates.
“Nah, lalu berangkatnya konvoi menggunakan motor menuju lokasi situs – situs Megalitikum. Dikulai dari (Kelurahan) Mangli ke dalam, Kecamatan Patrang, lanjut Kecamatan Arjasa, masuk ke Desa Panduman (Kecamatan Jelbuk),” ungkapnya.
“Kemudian disana Pos Pertama di Cafe Purba yang di sana ada penjelasan singkat soal situs megalitikum yang ada di wilayah Utara Jembwr, lalu kita naik ke Desa Sumbercandik, lalu kita turun ke Situs Calok, terakhir kita ke Situs Duplang, dua situs itu ada di Desa Kamal,” ulasnya.
Terkait lokasi wisata pra sejarah dengan melintasi situs megalitikum di Jember. Ada di dua wilayah Kecamatan Jebluk dan Arjasa.
“Dengan adanya hal ini, harapannya kita akan menyatukan potensi yang dimiliki Desa Panduman dan Desa Kamal. Menjadi satu kesatuan potensi yang akan menjadi trip yang sangat menyenangkan,” ujarnya.
Selain kunjungan jelajah purba itu, kata Hasti, juga sekaligus melaunching Jember Melaglitikum Track.
“Karena di Jember itu ada 5 titik lokasi situs megalitikum. Nah konsep Jember Megalitikum Track ini yang nanti akan menjadi panduan masyarakat yang ingin berwisata megalitikum (pra sejarah),” jelas Hasti.
Apalagi, di 5 titik lokasi itu tidak hanya ada situs megalitikum. Diantaranya ada di Kecamatan Sumberbaru, Rambipuji, Arjasa, Mayang, Jelbuk, Sumberjambe, dan Sukowono.
“Tapi ada air terjun, sumbermata air, wisata alam, kuliner, kesenian dan masih banyak lagi,” bebernya.
Disela kegiatan jelajah, untuk para peserta wisatawan lokal itu, disuguhkan penampilan kesenian khas Jember. Seperti tarian Ta’ bhuta’an, Can Macanan Kaddhuk.
Serta, para peserta menikmati kuliner khas wilayah setempat. Seperti sayur kolpoh, lalapan beh sarap, junggulan, perkedel pohong, bideng pokak, sambel pao, sambel pokak jukok teri, dan dadar jagung yang merupakan kuliner khas daerah pedesaan.
Lebih lanjut Hasti menambahkan, jika masyarakat ingin menjelajahi lokasi wisata megalitikum itu. Nantinya akan diarahkan untuk melakukan scan barcode.
“Ya cukup lewat barcode itu, akan disosialisasikan oleh Diskominfo dan Disparbud Jember. Bisa juga nanti diakses infonya di medsosnya DPC HPI Jember, Dispar, atau Diskominfo Jember,” tuturnya.
“Jadi scan barcodenya itu akan ada banyak wisata di sekitar megalitikum yang kita perkenalkan. Mereka (para wisatawan) akan datang ke tempat-tempat itu. Kita sudah siapkan shelternya (lokasi jujugan wisata) di barcode itu semua. Bisa sewa pemandu wisata, bisa beli paket wisata, bisa pesan paket kuliner, pesan kesenian show (penampilan seni) kepada seniman-seniman lokal,” ulasnya.
Kata Hasti, untuk paket wisata itu tidak jadi satu kesatuan, tapi dibagi menjadi beberapa paket wisata.
“Karena kalau jadi satu membutuhkan waktu berhari-hari dan lama. Jadi nanti akan dilakukan penyesuaian sesuai keinginan wisatawan,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Disparbud Jember Bambang Rudianto menyampaikan, terkait minat wisatawan datang ke Jember terbilang meningkat kurang lebih 30 persen.
Sehingga, dengan adanya kegiatan kunjungan jelajah purba itu. Pihanya berharap dapat menjadi salah satu magnet wisata Jember.
“Nantinya dharapkan bisa mendongkrak (minat) wisatawan. Dalam 3 bulan terakhir, ada kenaikan yang cukup signifikan. Kita bandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, ada kenaikan kurang lebih 20-30 persen,” ujarnya.
Sehingga nantinya melalui banyak potensi wisata yang ada di Jember, kata Rudi, dinilai memiliki daya tarik tersendiri.
“Harapannya wisata Jember semakin berkembang. Bahkan nanti ke depan, tidak menutup kemungkinan, kita lakukan sinergi dengan kabupaten tetangga yang ada di wilayah tapal kuda. Juga tentunya di level Provinsi Jatim, nasional dan juga global,” ujarnya.
“Karena perlu diketahui, kita juga punya beberapa even yang skalanya internasional, diantaranya itu JFC (Jember Fashion Carnival), JKCI (Jember Kota Cerutu Indonesia), dan lain-lain,” tandasnya. (*)
Comment