HKN 2020, Bupati Sumenep Ajak Masyarakat Disiplin Pakai Masker

0 Komentar
Bupati Sumenep, A Busyro Karim usai peringatan HKN 2020.

Bupati Sumenep, A Busyro Karim usai peringatan HKN 2020.

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-56 di sebelah timur Taman Adipura kota setempat, Kamis (12/11/2020).

HKN tahun ini dikemas berbeda dari tahun sebelumnya. Sebab kondisi masih dilanda pandemi Covid-19 sehingga harus menggerakkan kampanye nasional dalam disiplin memakai masker. “Pada saat ini suasananya lebih sederhana,” kata Bupati Sumenep, A Busyro Karim.

Menurutnya, HKN tahun ini merupakan bagian upaya meningkatkan kesadaran masyarakat agar disiplin bermasker. Di samping itu juga merupakan dukungan pemerintah kepada masyarakat agar tetap sehat di masa kenormalan baru (newnormal).

Baca Juga:  Sukses Sulap Pantai Penuh Sampah Jadi Destinasi Wisata, Kades Lobuk Raih Anugerah Santri 2023

Buya meminta, pemerintah dan pelaku kesehatan di Kota Keris harus menjadi garda terdepan dalam disiplin memakai masker, karena pangaruhnya tidak hanya pada kesehatan tapi juga pada ekonomi dan pendapatan masyarakat.

“Maka perlu dipahami, kita harus sehat secara fisik, juga sehat dalam ekonomi,” ungkap politisi PKB.

Meski Sumenep berada di zona kuning, pihaknya tetap mengimbau agar seluruh stakeholder dapat memberikan contoh yang baik kepada warga. Khsususnya para kepala desa di kabupaten ujung timur Pulau Madura.

“Ini sulitnya Kepala Desa untuk meberikan contoh bermasker,” tegas suami Nurfitriana ini.

“Ayo jaga kesehatan, harus disiplin pakai masker,” harapnya.

Baca Juga:  Hari Jadi Sumenep ke-754, Pawai Kereta Kencana Meriahkan Prosesi Pelantikan Arya Wiraraja di Kota Tua Kalianget

Dilansir dari health.detik.com, Hari Kesehatan Nasional (HKN) pertama digelar pada tanggal 12 November 1964 lalu.

Sebelumnya, sekitar tahun 1950-an terjadi wabah penyakit malaria di Indonesia, ratusan ribu korban melayang akibat penyakit tersebut. Pada tahun 1959 pemerintah melakukan upaya pembasmian malaria di seluruh Tanah Air dengan membentuk Dinas Pembasmian Malaria.

Kemudian pada bulan Januari 1963, namanya berubah menjadi Komando Operasi Pemberantasan Malaria (KOPEM). Pemerintah RI bekerja sama dengan WHO, dan USAID, merencanakan bahwa pada tahun 1970 malaria akan hilang dari bumi Indonesia.

Baca Juga:  7 OPD Penerima DBHCHT Tahun 2021, Segini Besaran Anggarannya

Pembasmian malaria itu menggunakan insektisida Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) yang disemprotkan secara massal ke rumah-rumah warga di seluruh Jawa, Bali, dan Lampung. Presiden Soekarno melakukan penyemprotan secara simbolis pada tanggal 12 November 1959 di Desa Kalasan, Yogyakarta. Selanjutnya, kegiatan penyemprotan DDT juga dibarengi dengan kegiatan pendidikan kesehatan atau penyuluhan kepada masyarakat.

Lima tahun kemudian, sekitar 63 juta penduduk telah mendapat perlindungan dari penyakit malaria. Keberhasilan pemerintah dalam membasmi malaria tersebut, kemudian diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN). (kid/jie)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment