SUMENEP, (WARTA ZONE) – Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) mengimbau seluruh elemen desa di Pulau Giliraja bersinergi dan berkolaborasi aktif bersama PLN untuk mempercepat realisasi listrik menyala dari 7 jam menjadi 12 jam dalam sehari.
Kepala Dinas PMD Sumenep, Anwar Syahroni Yusuf menegaskan bahwa keberhasilan program ini tidak bisa dibebankan hanya kepada PLN. Dibutuhkan kerja bersama antara PLN, pemerintah desa, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung operasional kelistrikan di wilayah kepulauan.
“PLN tidak bisa berjalan sendiri. Misalnya dalam hal pemeliharaan pohon yang mengganggu jaringan listrik. Hal ini butuh koordinasi dengan masyarakat dan perangkat desa,” ujar Anwar dalam pertemuan yang juga dihadiri Wakil Bupati Sumenep dan jajaran PLN UP3 Madura.
Pihaknya menambahkan, peran pemerintah desa sangat strategis, bukan hanya dalam hal teknis lapangan, tetapi juga dalam mempercepat penyebaran informasi kepada warga. Anwar menyarankan pembentukan forum komunikasi bersama seperti grup WhatsApp yang melibatkan kepala desa, perangkat dusun, dan perwakilan PLN.
“Sekarang kan komunikasi cepat itu penting. Kalau informasi tentang pemadaman atau pemeliharaan cepat sampai ke masyarakat, mereka tidak akan salah paham. Kepala desa punya jejaring luas, manfaatkan itu,” pesannya.
Sementara itu, Kepala Desa Banbaru Zainal Abidin, merespons positif imbauan tersebut. Ia mengaku siap bersinergi dan menyampaikan bahwa desa-desa di Pulau Giliraja antusias menyambut perluasan jam layanan listrik.
“Kami berterima kasih kepada Pak Kadis DPMD atas arahannya. Saya mewakili empat kepala desa di wilayah kami siap mendukung penuh. Mulai dari pemangkasan pohon, pengawasan, hingga komunikasi ke warga, kami siap terlibat,” tegas Zainal.
Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap kehadiran langsung Wakil Bupati dan pihak PLN yang menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memprioritaskan pembangunan di wilayah kepulauan.
Zainal menyebut bahwa peningkatan layanan listrik akan berdampak besar terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Giliraja. Dirinya sepakat, komitmen bersama antara PLN, pemerintah daerah, dan masyarakat dinilai sebagai kunci utama. Tanpa kolaborasi, upaya teknis yang dilakukan tidak akan berjalan maksimal.
“Usaha kecil, aktivitas belajar anak-anak, pelayanan di balai desa, semuanya akan lebih baik kalau listrik tersedia lebih lama,” tutupnya. (*)
Comment