JEMBER, (WARTA ZONE) – Pria bernama Nasiruddin (22) warga Dusun Ledok, Desa Sidomukti, Kecamatan Mayang, Jember, mengaku terlantar di Bandara Internasional Siem Reap, Kamboja, sejak Rabu malam (21/6) kemarin.
Nasiruddin diduga korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Nasiruddin diketahui terlantar di bandara tersebut, saat menghubungi Kepala Desa Sidomukti Sunardi Hadi melalui sambungan telepon.
Setelah sempat terlantar, kini Nasiruddin sudah aman dan berada di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja.
Saat dikonfirmasi melalui sambungan Videocall aplikasi WhatsApp. Nasiruddin berharap dirinya bisa segera pulang ke Indonesia.
Terlebih lagi, saat ini di Kantor KBRI, Nasiruddin juga bersama dengan 3 orang WNI asal Kecamatan Silo, Jember, Jawa Timur.
“Saya tidak sendiri, saya juga bersama dengan tiga orang lainnya asal (Kecamatan) Silo. Kami sekarang ada di KBRI,” kata Nasiruddin, Kamis malam (22/6/2023).
Dengan berada di Kantor KBRI di Kamboja, katanya, tinggal selangkah lagi bagi dirinya untuk bisa segera pulang ke Indonesia.
“Saya dan bersama tiga orang di sini berharap bisa segera pulang. Informasi sementara, masih belum tahu pulangnya kapan (ke Indonesia). Semoga bisa segera,” ujarnya.
Terkait harapan untuk bisa segera pulang ke Indonesia, juga disampaikan oleh orang tua dari Nasiruddin.
Duyan, Bapak Kandung Nasirudiin berharap agar anaknya bisa segera pulang. Namun demikian, jika dirinya diminta untuk menyiapkan tiket pulang ke Indonesia untuk anaknya dirasa sulit, mengingat kondisi ekonominya saat ini sulit.
“Saya berharap anak saya segera pulang. Kasihan! Saya mau menyiapkan uang darimana, misal untuk beli tiket pesawat untuk pulang itu. Uang kemarin untuk berangkat kurang lebih Rp 8 juta. Untuk anak saya ke Kamboja itu pinjam. Belum bisa saya kembalikan,” kata Duyan dengan suara lirih.
Saat tahu kondisi anaknya sulit saat ini, dan diduga menjadi korban TPPO. Duyan mengaku menyesal dengan apa yang dialami anaknya.
“Seandainya tahu jika tidak seperti pekerjaan yang diharapkan. Saya tidak akan mengizinkan. Tapi memang saat itu dijanjikan bayarannya anak saya bekerja bisa dapat 700 dollar. Tapi kenyataannya malah seperti ini,” ujarnya.
“Saya berharap, pemerintah Indonesia bisa membantu kepulangan anak saya. Kembali ke rumah. Alhamdulillah saat ini sudah ada di KBRI di Kamboja,” imbuhnya. (*)
Comment