Gas Elpiji 3 Kg Langka di Wilayah Selatan Jember, Ketua Hiswanamigas: Banyak Hajatan dan Pulang Haji

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri

Foto: Penjual nasi mengeluhkan kelangkaan tabung gas LPG (Elpiji) ukuran 3 Kg terjadi di wilayah selatan Jember.

JEMBER, (WARTA ZONE) – Kelangkaan tabung gas LPG (Elpiji) ukuran 3 Kg terjadi di wilayah selatan Jember, diantaranya terjadi wilayah Kecamatan Kencong dan Ambulu.

Terkait kelangkaan itu, para calon pembeli bahkan sampai harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan tabung gas elpiji 3 Kg itu.

“Saya kebetulan juga berjualan, ada warung makan 24 jam di Pasar Baru Kencong, untuk dapat gas ini saya menunggu tiga harian. Untuk harga juga begitu, biasanya Rp 18 ribu per tabung. Sekarang dapatnya Rp 25 ribu,” kata Mamat Nahri saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Kamis (27/7/2023).

Terkait kelangkaan tabung gas itu, lanjutnya, warung makan tempatnya berjualan juga sempat tutup sehari.

“Karena ya tidak dapat tabung gas itu, ada di rumah tapi kan untuk masak. Itupun dicukup-cukupkan,” ucapnya.

Senada dengan Mamat Nahri, warga Kecamatan Ambulu Atik juga mengalami hal yang sama soal kelangkaan gas elpiji 3 Kg itu.

Dirinya bahkan hampir seharian tidak mendapat tabung gas, dan harus menumpang masak ke rumah tetangganya.

Baca Juga:  Kunci Mengatasi Kelangkaan Gas Elpiji

“Karena tidak dapat saya terpaksa numpang ke rumah tetangga. Termasuk izin membuat kue. Karena saya kebetulan juga berjualan di Pasar Pontang, Ambulu. Nanti saya ganti tabung gas itu kalau sudah dapat,” ujar Atik.

Menanggapi itu, Ketua Hiswanamigas Jember Soepratigto membenarkan adanya kelangkaan tabung gas 3 Kg. Terkait kelangkaan tabung gas itu, diduga akibat penggunaan masyarakat yang cukup banyak saat ini.

“Terjadinya tidak di seluruh wilayah Jember, kelangkaan itu diduga karena tingginya permintaan sebab bulan ini banyak hajatan, juga bersamaan dengan pulangnya para jemaah haji. Jadi banyak yang menggunakan. Yang dipilih elpiji subsidi 3 kg,” kata pria yang juga akrab disapa Pratig ini.

“Untuk kuota kita di Jember sampai saat ini sudah melebihi kuota, 66 persen lebih! padahal mestinya tidak sebanyak itu. Riilnya kan kita itu mestinya 58 persen,” sambungnya.

Soal kelangkaan itu, lanjutnya, juga terkait pengiriman kuota tabung gas 3 Kg dari pertamina yang terbentur waktu libur.

“Berkaitan dengan kuota ini, Pertamina ini pada hari minggu dan libur tanggal merah tidak melakukan penyaluran atau distribusi Elpiji kepada agen ataupun pangkalan. Sedangkan permintaan di masyarakat meningkat, karena tempo hari banyak orang yang punya hajatan itu. Apalagi kebetulan tanggal 19 kemarin libur, dan tanggal 23 hari Minggu jadi ya sudah tidak ada penyaluran,” tuturnya.

Baca Juga:  BBM Langka di Pulau Tello Nias Selatan, Harganya Tembus Rp30.000/Liter

Namun demikian, Pratig menjelaskan, apabila di wilayah kabupaten/kota terjadi kelangkaan. Pemda setempat melalui Bupati, Sekda, ataupun assisten, bisa berkirim surat kepada Sales Brand Manajer Pertamina Rayon V Jember.

“Untuk kemungkinan melakukan operasi pasar, atau meminta tambahan kuota atau ekstra fakultatif. Yakni pengiriman elpiji pada waktu libur,” ujarnya.

Kemudian soal harga tabung gas elpiji ukuran 3 Kg itu, ia menambahkan, untuk pangkalan ketentuannya tidak boleh menjual diatas HET (Harga Eceran Tertinggi).

“Yaitu Rp 16 ribu per tabung. Kedua, dijual kepada pengecer ketentuannya maksimal 30 persen daripada alokasi yang diberikan oleh agen,” tandasnya.

Terpisah, disela kehadirannya di Jember untuk menghadiri acara peringatan Hari Koperasi Indonesia ke 76 di Jember. Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak juga ikut menyoroti soal kelanggkaan tabung gas 3 Kg.

Baca Juga:  Warna Pertalite Berubah, Konsumsi BBM Lebih Boros?

“Saya sudah kontak Pertamina, ini keputusan dari pusat (soal kuota), ada kekhawatiran bahwa kedisiplinan dalam menyalurkan tabung gas 3 kg agak sulit dipantau, ditingkat pengecer. Tempat pangkalan sebagai lokasi (koordinasi) dengan Pertamina, saat ini masih mencari solusi terbaik untuk tetap menjaga stabilitas pasokan,” kata Emil.

“Tapi Pertamina menyampaikan jaminannya di setiap desa minimal ada pangkalan. Tentunya kami terus memantau situasi ini supaya mendapatkan (ketersediaan seimbang) elpiji 3 kg itu,” sambungnya.

Namun demikian, lanjut Emil, Pemprov Jatim juga ikut memantau soal penyaluran dan distribusi dari tabung gas 3 Kg itu.

“Kami tentunya selalu mengutamakan permintaan masyarakat. Kami akan perjuangkan kepada Pertamina untuk bisa memberikan ruang. Mudah-mudahan apabila kita bekerja keras dan menghormati keterbatasan Pertamina, bisa mencukupi semua,” tandasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment