Begini Cara Ponpes Tertua di Jember Peringati Hari Santri Nasional 2021

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
Foto: Kegiatan upacara Hari Santri Nasional 2021, di Ponpes Raudatul Ulum, Desa Sumberwringin, Kecamatan Sukowono, Jumat (22/10/2021).

Foto: Kegiatan upacara Hari Santri Nasional 2021, di Ponpes Raudatul Ulum, Desa Sumberwringin, Kecamatan Sukowono, Jumat (22/10/2021).

JEMBER (WARTA ZONE) – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2021, Pondok Pesantren (Ponpes) Raudatul Ulum, Desa Sumberwringin, Kecamatan Sukowono gelar upacara di halaman Ponpes setempat, Jumat (22/10/2021).

Sejak pertama kali ditetapkan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2015 lalu, perayaan Hari Santri Nasional diperingati secara serentak di seluruh Indonesia setiap tahunnya.

Gus Ali, Ketua Yayasan Roudlatus Syabab Ponpes Raudatul Ulum, Ali Hasan menceritakan bahwa ada banyak sejarah tentang Pondok pesantren yang kini telah mencapai angka satu abad lebih.

Ada yang menarik tentang pembangunan pesantren itu. Mulanya pondok pesantren Raudatul Ulum didirikan oleh KH. Ahmd Syukri pada tahun 1912 yang pada masa itu beliau masih menyandang status lajang.

Baca Juga:  Sebanyak 4000 Dosis Vaksin Moderna Siap Didistribusikan Untuk Nakes di Jember

Tak hanya dalam proses pembangunan saja yang menarik, bahkan ketika pondok pesantren itu telah berdiri di sebelah timur jalan, pada tahun 1915 pondok itu dipindah ke sebelah barat jalan karena jumlah santri semakin bertambah.

Sekitar tahun 1925 pada masa penjajahan Belanda KH. Syukri sempat ditahan oleh Belanda. Saat dibebaskan dari penjara beliau diberi hadiah berupa sebuah jam berukuran besar seperti lemari.

Beberapa situs peninggalan masa lalu sampai saat ini masih berdiri kokoh, seperti sebuah surau di tengah-tengan pesantren Raudatul Ulum.

“Kemudian beliau dilepaskan, bahkan saat akan dilepaskannya, malah beliaunya dikasih hadiah. Sampai saat ini hadiah tersebut masih ada, dan kami masih menyimpannya. Yang berupa jam lemari besar itu,” ujar Gus Ali.

Baca Juga:  Penemuan Mayat Bayi, Pelaku Ibu Kandung Sendiri Ngaku Keguguran

Lebih lanjut Gus Ali, tentang Hari Santri Nasional menurut ia tak lepas dari pelaku sejarah karena untuk mendirikan NKRI bukan perkara.

Disamping pemahaman memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, santri juga mempunyai tanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya.

“Yang pertama, terkait pemahaman dan perjuangan NKRI ini. Kedua, santri juga dibekali amaliyah riyadoh dan insyaallah termasuk santri-santri disini yang paling istiqomah. Termasuk dengan pemahaman tentang kitab klasik tetap dipertahankan,” sambungnya.

Sejak tahun 2012 lalu Ponpes Raudatul Ulum telah membuka pendidikan formal yang diharapkan mampu berdedikasi untuk negeri. Sehingga apa yang ditanamkan di kurikulum pesantren betul-betul dijalankan di kehidupan nyata.

Baca Juga:  Masyarakat Sekitar Rel Kereta Api Periksa Kesehatan di Gerbong Rail Clinic dan Rail Library

“Tapi, menyesuaikan dengan zaman. Bahwa santri ingin nantinya, ketika berdedikasi untuk negeri ini diseluruh bidang kehidupan manfaatnya bisa terlihat. Entah dari segi ekonomi, politik, maupun pendidikan,” ujar pungkasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment