Update Keracunan Massal di Jember, Korban Bertambah Jadi 70 Orang

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
Foto: Para korban keracunan takjil gratis berdatangan ke Puskesmas Mayang Jember untuk mendapatkan penanganan medis.

Foto: Para korban keracunan takjil gratis berdatangan ke Puskesmas Mayang Jember untuk mendapatkan penanganan medis.

JEMBER, (WARTA ZONE) – Kasus dugaan keracunan makanan massal akibat makanan takjil di wilayah Kecamatan Mayang, Jember, Minggu (31/3/2024) kemarin, untuk jumlah korban disampaikan oleh Kepala Dinkes (Kadinkes) Jember dr. Hendro Soelistijono, saat ini bertambah menjadi 71 korban, setelah sebelumnya tercatat 50 orang.

Para korban juga menunjukkan gejala yang sama, yakni mual, muntah, dan diare.

“Jadi sekitar pukul 21.00 WIB tadi malam, kita mendapat laporan dari Puskesmas Mayang. Terjadi peningkatan kunjungan menderita diare dan muntah-muntah, serta mual. Kemudian dari konfirmasi kita. Hal itu terjadi setelah (para pasien) makan takjil yang dibagikan kepada masyarakat untuk berbuka puasa,” kata dokter Hendro saat dikonfirmasi di Kantor Dinkes Jember, Senin (1/4/2024).

Baca Juga:  Fraksi Gerindra DPRD Jember Soroti Tidak Adanya Anggaran Gaji Ribuan ASN dan P3K Baru

Saat ini jumlah total yang berobat ada 71 korban, yang dirawat inap 25 orang, kemudian sisanya hanya rawat jalan.

“Alhamdulillah kondisi yang masih dirawat itu berangsur membaik, dengan diagnosanya dehidrasi sedang,” sambungnya.

Untuk penanganan para korban, lanjut dokter Hendro, dilakukan di Puskesmas Mayang.

“Kemudian karena kapasitas pasien banyak, berkoordinasi dengan ambulu desa. Para korban juga dirawat di Puskesmas Pakusari, Ledokombo, dan Klinik Harapan Sehat (Purwoko). Kemudian untuk (korban) yang menjalani rawat jalan, ditangani oleh praktek dokter mandiri yang ada di wilayah setempat,” ucapnya.

Lebih lanjut Hendro juga menambahkan, terkait penanganan pasien ini, diketahui juga berkoordinasi dengan puskesmas pembantu (Pustu).

Baca Juga:  Perjuangkan Hak Anak dari Suami yang Dinilai Abai, Indria Sayangkan Sikap Pengadilan Agama Jember Diduga Tidak Prosedural

“Sebagai bentuk untuk penanganan cepat. Mudah-mudahan tidak ada tambahan,” katanya.

Lebih lanjut dokter Hendro juga menyampaikan, dari kejadian dugaan keracunan makanan massal yang terjadi.

Dinkes Jember juga melakukan tindakan, dengan memeriksa sampel makanan takjil ataupun sisanya. Juga bekas muntahan dari para pasien yang mengalami keracunan makanan.

“Kemudian untuk sampel makanan dan muntahan (dari korban), sedang kita kirim ke Labkesda Jember. Untuk melihat apakah ada masalah secara mikrobiologi,” ujarnya

“Kemudian untuk melihat adanya unsur kimiawi (dalam sampel makanan dan muntahan), kita bawa ke Surabaya. Mungkin akan ditangani (dibantu) oleh Balai POM Jember,” imbuhnya.

Baca Juga:  Sindiran Menohok FPK Jember untuk Arteria Dahlan dan Edy Mulyadi

Namun demikian, lebih jauh kata dokter Hendro, untuk diagnosa awal penyebab keracunan diduga ada oksidasi (unsur kimiawi) pada makanan.

“Tapi untuk memastikan tentu harus dilakukan uji lab. Itu yang kami lakukan sekarang. Diagnosa awal, hanya kami lihat dari dampaknya (pada korban), dengan menunjukkan gejala mual, muntah, dan diare. Ya itu kemungkinan dari keracunan makanan itu,” ungkapnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment