JEMBER, (WARTA ZONE) – Umat Gereja Santo Yusuf Jalan Kartini, Kecamatan Kaliwates, Jember, memiliki cara unik saat merayakan Natal Tahun 2022 kali ini.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan melakukan recycle (daur ulang,red). Umat Gereja itu membuat pohon natal dari tumpukan galon bekas air mineral.
Menurut Pastor Kepala Paroki Santo Yusup Jember Romo Yoseph Utus, O Carm, untuk pohon natal itu, dibangun secara swadaya oleh para umat gereja.
“Untuk pohon natal ini, kurang lebih ada 200 galon air, kemudian dibentuk menjadi pohon setinggi kurang lebih 7 meter dan diameter di bawahnya sekitar 3 meter,” kata Romo Utus saat dikonfirmasi di sela perayaan Natal di Gereja Santo Yusup, Minggu (25/12/2022).
Ditanya apakah ada makna khusus dari dibuatnya pohon natal dari dua ratus galon ini?.
“Tidak ada makna khusus, tapi kami ingin mengangkat kepedulian umat untuk lebih peduli dengan lingkungan. Bagaimana memanfaatkan barang-barang yang ada, untuk dapat di recycle (didaur ulang) kembali menjadi hal-hal yang bermanfaat,” ungkapnya.
“Terlebih lagi, kemarin selama kurang lebih dua tahun kita pandemi covid tidak bisa beraktifitas secara terbuka. Meskipun saat ini juga masih pandemi belum selesai betul. tapi dengan adanya kelonggaran ini. Kita tetap mengingatkan umat untuk menjaga lingkungan. Agar terhindar dari wabah ataupun penyakit,” sambungnya.
Ide pembuatan pohon natal dari galon air bekas ini, katanya, adalah ide kreatif umat gereja.
“Juga sesuai dengan tema yang ada tahun ini. Maka Pulanglah Mereka Ke Negerinya Melalui Jalan Lain (Matius 2:12). Jadi mari kita seluruh umat bergerak mengatasi pandemi. Kita berjuang bersama Tuhan agar dapat melewati pandemi ini bersama. Makna jalan lain itu, adalah jalan kasih, jalan kepedulian, dan jalan pengertian seperti jalan yang Tuhan tunjuk,” ulasnya.
Menurut Romo Utus, belajar dari pengalaman pandemi Covid-19 saat ini. Umat Nasrani harus bangkit dan lebih kuat. “Agar terlepas dari cobaan hidup ini,” ucapnya.
Terkait perayaan Natal tahun ini, lebih lanjut Romo Utus menyampaikan, untuk kegiatan di Gereja akan dilakukan secara offline (tatap muka langsung,red).
“Tentunya mempertimbangkan pembatasan kegiatan sudah lebih longgar. Hal ini patut kita syukuri, karena saat online kemarin kita tidak bisa beribadah dengan baik. Kalau online kita kan hanya menonton saja, tidak langsung beribadah bersama dengan jemaat lainnya,” kata Romo Utus.
Namun demikian, lanjutnya, untuk protokol
Kesehatan Covid-19 tetap diterapkan sesuai aturan.
“Untuk kegiatan Misa Natal tadi malam contohnya, dilakukan dua kali. Karena pembatasan jumlah jemaah. Misa natal pertama pukul setengah 6 sore dan kedua pukul 9 malam. Setiap shift diikuti oleh kurang lebih 500 jemaat. Dengan setiap bangku dibatasi 5 orang,” tandasnya. (*)
Comment