KH. Thaifur Ali Wafa hingga Rois Syuriah PCNU Sumenep Siap Hadiri Istigasah di Gersik Putih

0 Komentar
Reporter : Panji Agira

Foto: Flyer kegiatan istighosah di Desa Gersik Putih akan dihadiri sejumlah ulama' karismatik diantaranya KH. Thaifur Ali Wafa, Rois Syuriah PCNU Sumenep KH Hafidzi Syarbini, Ketua PC NU Sumenep, serta sejumlah kiai se Timur Daya.

SUMENEP, (WARTA ZONE) – Istigasah Kubro yang akan digelar di Masjid Zainal Abidin, Kampung Tapakerbau, Desa Gersik Putih, Kecamatan Gapura, Sumenep, Jawa Timur, Sabtu (27/5/2023) besok akan dihadiri sejumlah ulama’ karismatik.

Jika tidak ada aral, ulama Kharismatik KH. Thaifur Ali Wafa, Rois Syuriah PCNU Sumenep KH Hafidzi Syarbini, dan Ketua PC NU Sumenep serta sejumlah kiai se Timur Daya akan hadir membersamai warga di istigasah.

”Tentu KH Fadloil Rois NU Gapura, KH Roji Fawaid Rois NU Dungkek, dan sejumlah Kiai sepuh lainnya seperti Kiai Maimun Busyrowi serta Kiai Haji Ali Mukafi juga akan hadir sekaligus menjadi pengundang,” kata Penanggung Jawab Kegiatan, Ahmad Siddik, Jum’at (26/5/2023).

Baca Juga:  Wabup Sumenep Sambangi Kepulauan Sapeken, Launching Desa Digital

Sekitar 4 ribu warga dari 4 Kecamatan wilayah Timur Daya yaitu Gapura, Dungkek, Batu Putih, dan Batang-Batang dalam doa bersama tersebut.

”Tentu, itu (kehadiran masyarakat luar Gersik Putih) sebagai bentuk solidaritas kepada warga Gersik Putih yang selama ini berjuang melawan privatisasi laut,” terangnya.

Tokoh Masyarakat Desa Gersik Putih Saniman mengaku bersyukur atas kehadiran masyarakat dan Kiai-Kiai se-Timur Daya di tengah gejolak reklamasi laut yang terjadi di Desanya dengan menggelar istigasah.

Doa bersama yang dimotori sejumlah tokoh, kiai, dan aktivis ini sebagai bentuk respon terhadap polemik reklamasi laut untuk pembangunan tambak garam di kawasan Pantai atau laut Desa setempat.

Baca Juga:  Pastikan Pilkades Lancar, Forkopimda Sumenep Tinjau TPS

Rencana reklamasi laut oleh penggarap yang difasilitasi Pemerintah Desa Gersik Putih itu ditolak warga lokal karena dianggap mengancam lingkungan dan merusak ekosistem laut. Lahan pencahariaan warga yang biasa menangkap ikan dan mencari seafood serta rajungan juga terancam hilang.

Gejolak penolakan terhadap rencana reklamasi selama tiga bulan terakhir ini cukup memanas, bahkan sejumlah warga yang menolak dipolisikan ke Polres Sumenep. Pihak penggarap dan Pemerintah Desa ngotot menggarap dengan alasan objek kawasannya ber-sertifikat hak milik (SHM).

”Doa bersama atau Istighosah ini merupakan bagian dari ikhtiar kami seluruh warga bersama para Masyayikh dan aktivis lingkungan untuk menyelamatkan laut agar tidak dirusak. Sekaligus memohon agar tetap diberi keselamatan dan terjalin persaudaraan khususnya di Gersik Putih,” imbuhnya.

Baca Juga:  Peringati Hari Pahlawan di TMP, Wabup Sumenep: Satukan Tekad Bangun Negeri

Acara tersebut secara tidak langsung merupakan bentuk dukungan kiai dan ulama atas perjuangan warga Gersik Putih dalam menolak reklamasi laut untuk pembangunan tambak garam.

”Ini (Istighosah) menjadi kekuatan baru bagi masyarakat Gersik Putih khususnya untuk tetap kokoh berjuang menolak reklamasi,” kata Saniman yang juga Ketua RW II Dusun Gersik Putih Barat Desa Gersik Putih ini. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment