Tampil Dalam Even JFC 2022, Busana Defile Madurese Dirancang dari Komponen Elektronik

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
Tampil Dalam Even JFC 2022, Busana Defile Madurese Dirancang dari Komponen Elektronik

Foto: Konferensi Pers dan peragaan busana Artware dari kompone elektronik brand Sharp, Defile Madurese yang dipakai oleh para model peserta JFC tahun 2022, di Lobby Kantor Pemkab Jember, Sabtu (6/8/2022).

JEMBER, (WARTA ZONE) – Jember Fashion Carnival (JFC) tahun 2022, mengusung tema besar ‘The Legacy’ Second Decade. Dengan makna sebuah wajah Indonesia, terutama dari sisi keberagaman budaya.

Diumur JFC yang sudah 20 tahun, parade busana International itu menampilkan 10 Defile terpilih. Dengan mengenakan kostum yang mengedepankan tema kearifan lokal.

Untuk 10 Defile itu diantaranya, Sriwijaya, Madurese, Kujang, Aztecs Mahabharata, Garuda, Sasando, Majapahit Betawi, dan Poseidon.

Dari 10 Defile terbaik yang ditampilkan digelaran JFC itu, salah satunya Defile Madurese. Mengenakan busana Artware.

Saat konferensi pers di Lobby Kantor Pemkab Jember, Fashion Desainer Abata Bayu menyampaikan, pihaknya pertama kali berkolaborasi dengan perusahaan elektronik. Serta mendesain busana salah satu Defile JFC, yang terinsipirasi dari logo Sharp dengan pakaian khas Madura.

Baca Juga:  Gelar Swab Massal, Belasan Pegawai PN Jember Terkonfirmasi Positif Covid-19

“Awalnya itu dari logo Sharp (produk elektronik,red) itu sendiri. Jadi komponen dari logo Sharp itu ada warna merah, hitam dan putih,” ucap Abatabayu, Sabtu (6/8/2022) petang.

Ia menjelaskan 3 warna yang ada dilambang logo Sharp. Yakni, warna merah, hitam, dan putih. Untuk 3 komponen warnanya mengangkat semangat dari Pulau Madura.

“Untuk warna hitam sebagai kekuatan dan kekokohan, kemudian munculnya warna merah itu menunjukkan keberanian. Yang terakhir warna putih sebagai lambang kebijaksanaan,” jelasnya.

“Akhirnya dari warna itu tadi ditarik benang merah tema kostum JFC tahun 2022 ini adalah Defile Madurese. Itu semua dalam satu karya yang pada akhirnya diselaraskan dengan teks line dari Sharp itu sendiri,” sambungnya.

Kemudian lanjut Abata Bayu, saat membuat berbagai busana. Setiap desainer, memang harus mampu melakukan kreatifitas-kreatifitas yang berbeda.

Baca Juga:  Bersihkan Bekas Lumpur Banjir Bandang Jember, Dua Armada Damkar Dikerahkan Bantu Warga

“Karena setiap busana pada gelaran JFC itu, selalu menentukan inovasi-inovasi. Yang kemudian bisa ditawarkan kepada masyarakat luas. Dan setiap tahun ada ide kreatif yang mempunyai nilai tersendiri,” ungkapnya.

“Contohnya busana yang saat ini saya desain, komponennya itu dari koleksi artware seperti produk televisi, tabung silinder dan pipa yang digunakan dalam produk mesin cuci,” imbuhnya.

Lebih lanjut Abata mengatakan, sebelum menentukan tema Artware dari Defile Madura itu. Menurutnya, perlu adanya riset terlebih dulu.

“Awalnya ketika mendapatkan inspirasi tema itu, kemudian sebelum menentukan tema itu yang pasti harus melakukan riset dulu. Kemudian, satu per satu memasukkan setiap komponen-komponem warna dari Defile itu,” kata Abata Bayu.

Baca Juga:  Termakan Bujuk Rayu Pria Lewat Tiktok, Janda Asal Banten Terlantar di Jember

“Karena ada karakter-karakter tersendiri dari masyarakat Madura dan ada keterkaitan warna di tema Madura. Kemudian saya ciptakan dan apa saja yang bisa diangkat di sana. Barulah nanti kalau komponen itu sudah terkumpul kita rangkai. Termasuk unsur masakan khas sate Madura itu juga dari komponen elektronik Sharp,” sambungnya.

Lebih lanjut, pengerjaan konstum artware elektronik tersebut memerlukan waktu kurang lebih satu bulan.

“Untuk waktu pengerjaan busana itu, mulai dari penentuan tema dan riset serta pengerjaan memakan waktu 10 hari saja. Dan alhamdulillah ada beberapa pengalaman yang memang pada akhirnya, bisa membuat tantangan yang lebih menantang lagi,” pungkas Desain asal Kabupaten Bondowoso itu. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment