JEMBER, (WARTA ZONE) – Seorang perempuan bernama Azzahra Fadilah (21) asal Desa Pasir Bale, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, Banten, terlantar di Kabupaten Jember, Jawa Timur, gadis tersebut diduga termakan bujuk rayu seorang laki-laki asal Kecamatan Jelbuk, Jember, yang baru dikenalnya sebulan lewat medsos Tiktok.
Azzahra mengaku sempat mendapat tindak dugaan penganiayaan dan diselamatkan di Polsek Jelbuk.
Kemudian diantar ke UPTD Liposos Dinsos Jember, untuk selanjutnya dipulangkan ke tempat asalnya di Banten.
Saat ditemui di UPTD Liposos Dinsos Jember sebelum pulang ke Banten. Azzahra mengaku jadi korban bujuk rayuan manis lewat medsos Tiktok. Sampai kemudian berani dan nekat datang ke Jember.
“Awal itu saya kenal sama cowok di Tiktok. Namanya Bachtiar asal Kecamatan Jelbuk, Jember. Kemudian saya disuruh ke sini (Jember), katanya dijanjikan mau dinikahi. Dia bilang nanti ke sini aja, (menikah) dan tinggal bersama saya. Bahkan untuk meyakinkan saya. Saya juga sudah telponan komunikasi dengan ibunya yang kerja di Malaysia. Bachtiar ini tinggal sendiri di rumahnya. Orang tuanya sudah ngomong dan menerima saya,” kata Azzahra saat dikonfirmasi di Kantor UPTD Liposos Jember, Kamis (23/5/2024).
“Karena itu, saya rasanya kayak terhasut (tertarik) pengen banget untuk nyamperin dia. Ya mungkin karena kena bujuk rayunya itu. Omongannya itu menguatkan saya untuk datang ke Jember. Apalagi bilang serius sama saya, gak bakal ditinggal ataupun ditelantarin. Ya saya kayak yakin dengan omongannya itu. Tidak melihat sisi buruknya,” sambungnya.
Karena bujuk rayu dan kata-kata manis si laki-laki yang dikenalnya itu, lanjutnya, Azzahra pun nekat datang ke Jember numpang bus. Berangkat dari Banten ke Jember.
Azzahra mengaku tinggal selama seminggu di Jember. Kemudian gelagat pria yang dikenalnya tiba-tiba berubah, katanya, ketika bermaksud ingin pulang ke Banten untuk minta restu orang tuanya menikah.
“Niat saya pun ke Jember, hanya ingin berkenalan dan bertemu secara langsung. Setelah itu pulang, tapi malah si cowok ini beda dan melarang serta tidak mengizinkan saya untuk bertemu dengan orang tua. Padahal saat di tiktok itu, ya saling komen gitu. Iseng-iseng ngobrol. Dia juga nanggapin dan ngobrol lebih lanjut. Saya kenal lewat tiktok itu sekitar sebulanan,” ulasnya.
Tindakan melarang agar tidak pulang, kata Azzahra, bahkan ditegaskan dengan dirinya mendapat perlakuan yang mengarah pada dugaan penganiayaan.
“Saya dipukul (ditempeleng) dua kali di pipi sebelah kiri, sampai keluar darah dari bibir saya. Kemudian dia ke dapur dan ambil pisau mengancam saya. Saat itu dia di kamarnya, beranjak dari tempat tidur. Langsung saya kabur karena takut. Kejadiannya kemarin sekitar pukul 6 pagi,” ujarnya.
“Saya lari ke tetangga gak jauh dari rumahnya Bachtiar. Kemudian dipanggilkan kepala desa setempat, dan saya diamankan ke Polsek Jelbuk. Dari Polsek kemudian saya diantar ke sini (Liposos Jember),” lanjutnya menjelaskan.
Dari apa yang dialami, kata perempuan yang juga menyandang status janda itu. Informasi dari tetangga rumah, katanya, pria yang dikenalnya lewat medsos tiktok itu terkenal tempramen.
“Kata tetangganya, dulu istrinya juga dipukuli. Dia kan duda, saya juga pernah menikah dulu (janda). Tapi saat saya kabur, Bachtiar ini didatangi warga. Waktu itu bilang janji mau mencarikan saya ongkos untuk pulang (setelah saya kabur). Malah dianya sudah kabur duluan. Saya tidak tahu kemana,” ucapnya.
“Sekarang saya Alhamdulillah sudah di Liposos Dinsos Jember. Sebentar lagi sekitar pukul 1 siang, saya akan diantar pulang naik bus ke Banten. Dari pengalaman ini, saya berpesan. Jangan terlalu percaya atau akrab sama orang di Medsos. Apalagi orang jauh, ini pengalaman buruk buat saya. Saya juga pertama kali datang ke Jember,” tandasnya.
Terkait adanya perempuan asal Banten yang terlantar di Jember. Kata Kepala UPTD Liposos Dinsos Jember Roni Efendi, pihaknya sudah memulangkan si perempuan kembali ke kota asalnya dengan bus.
“Terkait kejadian ini, perempuan itu kami amankan dulu di Dinsos. Info yang kami terima, berawal dari kenalan di medsos dengan seorang pria asal Kecamatan Jelbuk. Tapi seminggu di Jember dan maksudnya mau pulang juga mau bekerja di sebuah konveksi. Malah dilarang pulang sama lelakinya itu, sehingga terjadi cekcok dan Mbak Azzahra takut kemudian kabur ke Polsek Jelbuk,” ujar Roni.
“Kemudian dari Polsek Jelbuk diantar ke kami dengan kasus orang terlantar, dan kami bantu menangani,” imbuhnya.
Dari apa yang dialami perempuan malang itu, lanjutnya, dilakukan screening di Dispenduk Jember untuk memastikan identitas dan kota asalnya.
“Diketahui alamatnya di Banten, selanjutnya hanya bermalam sehari di Jember. Kemudian kita bantu untuk dipulangkan,” ucapnya.
Terkait kasus dugaan penganiayaan, kata Roni, pihaknya menyerahkan persoalan itu ke Polsek Jelbuk.
“Karena lebih lanjut kami tidak tahu. Karena informasinya hanya kabur dari rumah si pacar. Selanjutnya terkait adanya persoalan lain (dugaan penganiayaan). Itu menjadi ranah kepolisian,” pungkasnya. (*)
Comment