Hidupkan Nilai Islam, Bupati Jember Ajak Pejabat Pakai Sarung Tiap Jumat

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
AGAMIS: Bupati Jember, Hendy Siswanto tampak mengenakan sarung saat menghadiri acara Sertijab Kajari Jember (Foto: Nur Imatus Safitri)

AGAMIS: Bupati Jember, Hendy Siswanto tampak mengenakan sarung saat menghadiri acara Sertijab Kajari Jember (Foto: Nur Imatus Safitri)

JEMBER, (WARTA ZONE) – Bupati Jember, Hendy Siswanto berencana mengajak seluruh pejabat, ASN, serta tenaga honorer untuk memakai sarung dan berbusana muslim setiap hari Jumat.

Hal ini dilakukan untuk menghidupkan syiar Islam di lingkungan pemerintah Kabupaten Jember.

“Hari Jumat itu merupakan hari yang baik, hari yang mulia. Kenapa harus pakai sarung? Kan ini hari Jumat, pastinya kan harus salat Jumatan,” ucap Hendy saat dikonfirmasi di sela kegiatan mengunjungi Sertijab Kepala Kejari Jember baru, Sabtu (6/3/2021).

Baca Juga:  Gempa Berpusat di Jember, 5 Kecamatan Terdampak

Meski begitu, dirinya mengaku masih belum menetapkan keputusan tersebut dalam peraturan daerah (Perda) maupun peraturan bupati (Perbup). Saat ini, hanyalah berupa ajakan saja.

“Belum kami keluarkan aturan. Jadi paginya setelah senam, kemudian siangnya pakai baju muslim. Dan untuk yang laki-laki lanjut salat jumat,” ucap dia.

Terpisah, salah seorang tenaga honorer di Pemkab Jember, Adit mengaku sangat senang dengan ajakan atau aturan yang demikian. Sebab, hal ini akan menciptakan suasana yang lebih agamis.

“Kami setuju jika diterapkan memakai sarung dan berbusana muslim di hari Jumat. Dulu pernah juga tapi hanya saat bulan Ramadlan. Dan kalau tidak salah saat hari santri juga pernah. Tapi baiklah kita dukung dengan adanya hal seperti ini,” ungkapnya.

Baca Juga:  Oknum Pegawai Perhutani Jember Diduga Cabuli Keponakan Sendiri Sejak Umur 3 Tahun

Selain itu, kata Adit, dirinya juga berharap akan ada pemberlakuan khusus kepada ASN atau honorer yang beragama selain Islam. Sehingga, kebijakan ini harus dipertimbangkan juga dengan matang oleh pemerintah.

“Karena sebagai bentuk toleransi memakai sarung. Dan masih mungkin boleh bagi laki-laki. Tapi mungkin juga jika ada yang perempuan masih bisa menyesuaikan. Tapi yang pastinya hal ini adalah bentuk dan niat baik Bupati,” tandasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment