PAMEKASAN, (WARTA ZONE) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur di bawah kepemimpinan Bupati Baddrut Tamam masih terus berupaya menstabilkan keadaan ekonomi masyarakat setelah pandemi Covid-19.
Strategi pemulihan ekonomi yang dilakukan Bupati Pamekasan ini ialah dengan menggali potensi masing-masing desa dengan strategi desa tematik, dimana setiap desa harus memiliki tema.
Melalui strategi ini, semua desa diharapkan mampu menggali potensi yang ada untuk menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakatnya.
Pada masa kepemimpinan Baddrut Tamam, pihaknya mendorong terciptanya pengusaha melalui program sapu tangan biru atau sepuluh ribu pengusaha baru.
Melalui program ini Pemkab Pamekasan memberikan pelatihan gratis, pinjaman modal dengan bunga nol persen, bantuan alat produksi, hingga fasilitasi pemasarannya, baik offline maupun online.
“Kalau semua desa itu makmur, maka Pamekasan sukses pembangunannya. Karena fokusnya di desa, maka kita harus tahu persoalan desa, ada potensi apa yang mau dikembangkan di desa, dan ada keinginan terpendam apa di desa,” ungkap Bupati Pamekasan saat tampil di acara INews Siang, Senin (11/4/2022).
Menurut Bupati yang akrab disapa Mas Tamam itu, semangat dalam memajukan Kabupaten Pamekasan lahir dari seluruh masyarakat dengan semangat sejahtera dari bawah, berkeadilan untuk Pamekasan Hebat.
Tak hanya itu, Mas Tamam juga menyampaikan bahwa salah satu potensi milik Kabupaten Pamekasan ialah keberadaan batik tulis dengan kualitasnya yang tinggi. Sebagai upaya mempromosikan batik tersebut Bupati Pamekasan memiliki program tour gebyar batik Jawa-Bali.
“Karena orang luar masih banyak tidak tahu kalau Pamekasan itu mempunyai batik yang bagus. Termasuk kita punya program Pamekasan Fashion Weekend yang tidak ada maksud lain demi kesejahteraan masyarakat, khususnya perajin batik,” sebutnya.
Tak cukup di situ saja, pihaknya juga memiliki program beasiswa yang cukup banyak mulai dari beasiswa santri, hingga beasiswa kedokteran untuk anak muda Pamekasan yang tidak mampu secara ekonomi agar memiliki kesempatan yang sama dalamnmengejar cita-citanya.
Dikatakan, pemimpin di era revolusi industri 4.0 dan pandemi covid-19 yang melanda Indonesia menuntut pemimpin bekerja extra ordinary, out off the box, atau bekerja di luar kebiasaan agar daerahnya mampu bersaing dengan daerah lain.
“Karena kalau hanya bekerja biasa, rasanya berat sekali untuk membangun perubahan. Kita ingin merubah top off mind tentang Pamekasan, dan itu tidak mudah,” tegasnya.
Mantan anggota DPRD Jatim ini berharap, usaha mikro kecil menengah (UMKM) di daerahnya mampu bersaing di kancah nasional, bahkan Internasional.
“Karena, apabila masyarakat sejahtera dipastikan Pamekasan maju,” tandasnya. (*)
Comment