Gandeng Perusahaan Swasta, Unej Kembangkan Bioteknologi Tanaman Jagung Hibrida

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri

Foto: Peninjauan lahan yang ditanami jagung di Lahan Agrotechnopark Unej, Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi, Jember, Rabu (13/9/2023).

JEMBER, (WARTA ZONE) – Dengan menggandeng Perusahaan Swasta Syngenta Indonesia, Universitas Jember (Unej) mengembangkan tanaman varietas jagung hibrida bioteknologi.

Pengembangan tanaman varietas jagung hibrida bioteknologi itu dilakukan di lahan seluas kurang lebih 5000 meter persegi yang berlokasi di Agrotechnopark, Universitas Jember, Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi, Jember, Jawa Timur.

Menurut Seed Business Head Syngenta Indonesia Fauzi Tubat, tanaman varietas jagung hibrida bioteknologi ini adalah tanaman pertama di Indonesia yang memiliki keunggulan ganda.

Yakni toleran terhadap herbisida glifosat dan tahan hama penggerek batang (Asian Corn Borer/Ostrinia furnacalis). Jagung bioteknologi ini lebih mudah dibudidayakan, ekonomis, dan memberikan hasil yang lebih tinggi.

Selain itu, Para petani juga lebih banyak menghemat pengeluaran untuk biaya produksi dari tanaman jagung hibrida ini.

“Ongkos tanam lebih murah, lebih tahan hama karena petani tidak perlu beli pestisida, lebih sehat karena juga tidak ada bahan kimia untuk menghindari hama itu. Secara keuntungan potensi panen satu hektar sekitar 10 ton. Kalau jagung ini bisa 11-12 ton,” kata Fauzi saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Rabu (13/9/2023).

Baca Juga:  Sembilan Rumah di Jember Hangus Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Adanya kerjasama yang dilakukan dengan Unej, lanjutnya, karena universitas ini pelopor dan konsen mengembangkan varietas tanaman bioteknologi di Indonesia.

“Selain yang saat ini kami lakukan, yakni penanaman jagung hibrida. Sebelumnya tanaman tebu yang (dikembangkan secara Bioteknologi oleh Unej) dapat bertahan secara hidrologi, yakni tahan terhadap kekeringan,” katanya.

Untuk tanaman varietas jagung hibrida yang dikembangkan secara bioteknologi ini, sebenarnya sama dengan tanaman varietas jagung hibrida pada umumnya.

“Tapi dengan bioteknologi dikembangkan, dan selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh petani. Tentunya yang saat ini kami lakukan, adalah melakukan sosialisi ke para petani agar nantinya dapat dimanfaatkan hasilnya,” kata Fauzi.

Untuk tanaman varietas jagung hibrida bioteknologi ini diberi nama NK Pendekar Sakti. Dengan sebelumnya, jenis varietas tanaman ini sudah melalui proses pengujian.

Baca Juga:  Lele Bermulut Dua Gegerkan Warga Gumukmas Jember

“Karakter tanamannya tidak ada perbedaan dengan yang biasa (konvensional), berbedanya ya lebih mudah (untuk ditanam dilahan tanah apapun), murah (biaya produksi serta perawatan), dan tidak menggunakan insektisida untuk mengendalikan hama. Jadi biaya produksi bisa ditekan 30 persen, hasil produksi pun (diyakini) naik 10 persen,” ujarnya.

“Pengujian kita, dari 11 ton per hektar. Dengan bioteknologi ini naik 12 ton per hektar. Biaya operasional lebih murah, Rp 440 ribu per hektare. Kami pun memilih (pengembangan jagung hibrida) di Jember, karena proper untuk tanaman bioteknologi di Indonesia,” sambungnya.

Terpisah Rektor Unej Iwan Taruna, menyambut baik adanya kerjasama yang dilakukan dengan perusahaan swasta ini. Terutama soal pengembangan tanaman varietas jagung hibrida bioteknologi.

Baca Juga:  Seorang Pria Terkapar Bersimbah Darah di Jalan Aspal di Jember

“Jadi tadi ditunjukkan bahwa ada tanaman jagung yang dikelola secara konvensional, dan ada yang dengan sentuhan bioteknologi ini. Dengan tujuannya mudah, murah, dan meningkatkan hasil,” kata Iwan.

Dengan kerjasama ini, terutama soal pengembangan varietas tanaman jagung hibrida dengan sentuhan bioteknologi.

Sejalan dengan visi dan misi Unej, kata Iwan, yang juga mengembangkan dan memanfaatkan teknologi dari tahun 2019.

“Tidak hanya tentang kedokteran, kami juga perhatian dengan perkembangan pertanian. Tentu sebagai perguruan tinggi untuk perkembangannya tidak terbatas pada satu komoditas tertentu,” ujarnya.

“Bicara pertanian, sebelumnya kita mengembangkan dan memanfaatkan bioteknologi untuk tanaman tebu dan saat ini Jagung. Tujuannya nanti kerjasama dan sinergi ini, nantinya akan terus melakukan pengembangan di bidang pertanian,” imbuhnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment