JEMBER, (WARTA ZONE) – Kasus dugaan penculikan anak yang terjadi di Dusun Plalangan, Desa Sukamakmur, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, diduga karena motif asmara.
Terduga pelaku penculikan pemuda berinisial S (16) warga Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo, membawa kabur adik kandung pacarnya AM (15) warga Jember.
Korban dibawa ke rumah terduga pelaku di Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo.
Adik kandung pacar terduga pelaku ANDK (10) siswa kelas 4 SD anak pasangan Iskandar Huda dan Islamiya dibawa ke Situbondo. Tidak hanya itu, bocah umur 9 tahun inisial ALFN (9), putra pasangan Taufik dan Sudariyah juga dibawa terduga pelaku ke Situbondo.
Terkait motif atau alasan terduga pelaku membawa kabur dua bocah SD itu ke Situbondo, menurut orang tua AM (15) dan adiknya ANDK (10) Iskandar karena diduga motif asmara.
“Jadi ceritanya, anak saya itu pacaran dengan S ini. Mereka pacaran kurang lebih 5 bulan. Awalnya mereka kenalan lewat Facebook,” kata Iskandar saat dikonfirmasi di rumahnya, Kamis (2/2/2023).
Saat berpacaran itu, lanjut Iskandar, terduga pelaku S sering berkunjung ke rumahnya. Bahkan sampai menginap. Namun saat berada di Jember, pemuda inisial S ini bermalam di musala dekat rumahnya.
“Karena kan belum menikah, juga tidak enak dengan tetangga. Jadi ya menginapnya di Musala sana,” katanya sambil menunjuk arah musala.
Namun demikian, lanjutnya, karena putrinya masih duduk dibangku SMP. Sama halnya dengan terduga pelaku S. Hubungan asmara antara dua sejoli itu tidak disetujui Iskandar.
“Anak saya ini, waktu itu pacaran dengan S itu. Saya tidak setuju, karena belum cukup umur dan masih sekolah. Akhirnya, putus dia. Kemudian S itu pamit pulang ke Situbondo,” ujarnya.
“Tapi kemudian beberapa hari berikutnya, datang lagi ke Jember. Bermaksud berhubungan lagi dengan anak saya. Tapi sama anak saya tidak direspon,” sambungnya.
Tiba-tiba sekitar 13 Januari 2023 kemarin itu, ba’da Jumatan. Anak kedua laki-laki Iskandar, dan bocah tetangga sebelah rumah dibawa kabur tanpa izin.
“Dua anak ini (inisial ANDK dan ALFN) dibawa kabur. Saat itu saya tidak tahu kemana. Tapi si S ini juga sudah tidak ada. Saat itu HPnya dihubungi juga tidak aktif. Kita sekeluarga dan orang tua ALFN panik juga bingung,” katanya.
Dari kejadian itulah, kata Islandar, tetangga sebelah dan Kepala Dusun setempat lapor ke polisi, karena diduga dua bocah SD itu diculik.
“Alasannya saat itu saya tidak tahu. Tapi dugaan kuat karena diputus sama anak perempuan saya. Si S ini saya tahunya hanya dari Situbondo, dan dibantu Pak Polisi (Polsek Ajung) dicari dan dilacak,” jelasnya.
Keesokan harinya, kata Iskandar, dua bocah yang sempat hilang karena dibawa kabur S. Berhasil dipulangkan.
“Alhamdulillah anak saya, dan anak tetangga dapat pulang. Sudah setelah itu sekarang anak saya sudah tidak ada hubungan lagi sama si S itu,” tukasnya. (*)
Comment