Setelah Viral Lakukan Pelecehan, Oknum Fotografer Jember Dikabarkan Kabur

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri
FOTO: Tampak depan studio foto terduga pelaku pelecehan terhadap sejumlah model di Jember, tampak sepi.

FOTO: Tampak depan studio foto terduga pelaku pelecehan terhadap sejumlah model di Jember, tampak sepi.

JEMBER, (WARTA ZONE) – Pria berinisial AP (25) seorang oknum fotografer asal Desa Balung Kulon, Kecamatan Balung, Jember, dikabarkan kabur setelah viralnya kabar kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukannya.

Informasi kaburnya terduga pelaku itu disampaikan sendiri oleh sang ibu kepada Kades Desa Balung Kulon Langgeng.

Sejak viral kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dirinya, studio foto miliknya pun tutup dan di rumahnya tampak sepi.

Menurut Kades Desa Balung Kulon Langgeng Supriyanto, AP selama ini menjalankan usaha sebagai fotografer dan memiliki studio foto di desa setempat. Dia diketahui hanya tinggal berdua bersama dengan ibunya.

“Iya, tadi info dari ibunya nangis-nangis ke saya. Katanya si AP ini pergi dari rumah. Terus gak pamit. Perginya mulai tadi malam,” ujar Langgeng saat dikonfirmasi di Kantor Desa Balung Kulon, Jumat (24/5/2024).

Baca Juga:  Lantik 588 CPNS dan Pejabat Fungsional, Ini Pesan Bupati Jember

Menurut Langgeng, belum diketahui secara pasti perginya apakah membawa tas berisi pakaian atau tidak. Oknum fotografer itu hanya dikabarkan meninggalkan rumah.

“Soal kaburnya itu saya tidak mendalam (detail). Hanya disampaikan pergi gak pamit gitu saja. Dari kabar kaburnya si AP ini, saya berencana setelah Jumatan untuk ke rumahnya. Untuk mendalami info yang dikabarkan ibunya itu. Nanti saya sendirian ke sana,” ujarnya.

Dengan viralnya informasi kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan AP terhadap para perempuan calon model fotonya. Langgeng menegaskan, pihak perangkat desa berusaha menjaga situasi tetap kondusif. Katanya, warga juga diimbau tidak melakukan tindakan main hakim sendiri.

“Soal (warga) resah tidak kok, tidak benar. Tadi malam saya kumpulkan pak RT dan RW, intinya masalah ini sudah ditangani polisi. Tidak usah berargumen macam-macam. Dengan tujuan menjaga kondusifitas keamanan. Intinya jangan sampai masyarakat bertindak atau memberikan komentar macam-macam,” kata Langgeng.

“Apalagi ini masih dalam proses. Khawatir nanti malah salah. Biar nanti ditangani dari kepolisian, kita percayakan penyelesaiannya nanti,” imbuhnya.

Baca Juga:  Refleksi Dua Tahun Pimpin Jember, Bupati Hendy-Wabup Gus Firjaun Gelar Do’a Bersama

Terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami para foto model di Jember. Kanit PPA Satreskrim Polres Jember Iptu Kukun Waluwi Hasanudin mengatakan, sampai saat ini polisi masih melakukan pendalaman kasus yang nanti akan dilanjutkan dengan gelar perkara.

“Kita sesuai dengan mekanisme, saya jalankan sesuai dengan prosedur aturan. Tidak boleh kita tiba-tiba viral, kemudian langsung kita lakukan upaya hukum,” kata Kukun saat dikonfirmasi di Mapolres Jember.

Korps Bhayangkara juga akan melakukan gelar perkara, termasuk berkoordinasi dengan ahli psikiater.

“Proses semua sesuai dengan mekanisme. Karena bukti masih belum cukup dan kuat. Kita kan bekerja tidak boleh berdasarkan opini,” sambungnya.

Baca Juga:  Bangunan Dua Kelas SD di Jember Nyaris Ambruk, Sudah Ajukan Perbaikan Tapi Belum Ada Jawaban

Sebagai upaya preventif, lanjut Kukun, juga dilakukan komunikasi dengan keluarga terlapor.

“Yang pasti dari pihak keluarga terlapor, sudah saya rangkul, dan terduga pelaku tidak boleh kemana-mana. Perwakilan atau dari keluarganya hari ini saya suruh ke kantor, untuk melakukan komunikasi,” ujarnya.

Terkait kabar terduga pelaku oknum fotografer itu kabur. Kukun berharap tindakan itu tidak dilakukan.

“Kalau dia kabur, berarti dia mempersulit hidupnya sendiri. Hari ini saya akan bertemu dengan perwakilan keluarganya. Saya sudah lidik semenjak kejadian itu jadi atensi, sehingga kita langsung turun tangan menangani kasus ini. Saya tidak pulang, dan kita siap periksa. Saya dan sebagai Kanit turun langsung. Kita standby di kantor,” tandasnya. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment