Sidak Lahan Limbah Triplek yang Kebakaran, DPRD Jember: Lokasi Ditimbun Tanah dan Kerahkan Dinas Terkait

0 Komentar
Reporter : Nur Imatus Safitri

Foto: Komisi C DPRD Jember saat melakukan sidak ke lokasi lahan limbah triplek di Desa Sukowiryo, Kecamatan Jelbuk, Jember, Senin (5/6/2023).

JEMBER, (WARTA ZONE) – Komisi C DPRD Jember melakukan sidak ke lokasi lahan limbah triplek yang mengalami bencana kebakaran selama belasan hari di Desa Sukowiryo, Kecamatan Jelbuk, Jember, Senin (5/6/2023).

Dari sidak yang dilakukan oleh tiga orang anggota dewan itu. Diantaranya, Wakil Ketua Komisi C Agus Khoiron, dan dua anggotanya Agusta Jaka Purwana, serta Hadi Supaat.

Didapatkan solusi untuk melakukan pemadaman dengan cara menimbun lokasi kebakaran dengan tanah atau pasir yang dilanjutkan dengan pembasahan.

“Dari sidak ini, kita mendapatkan solusi untuk memadamkan api di lokasi pembuangan limbah (triplek) dari PT. Muroco. Dengan cara, kita koordinasi dengan Dakmar, juga dengan DLH (Dinas Lingkungan Hidup). Selain itu, tadi kami juga menghubungi (Dinas PU) Cipta Karya, dan juga Bina Marga. Nanti kita butuh ekskavator untuk mengeruk tanah (menimbun lokasi kebakaran), terus kita juga membutuhkan mobil untuk support airnya (truk damkar) untuk bisa menyemprot api,” kata Agusta saat dikonfirmasi disela sidak.

Dengan solusi itu, kata Agusta, proses pemadaman api juga diyakini dapat cepat dilakukan.

Baca Juga:  Bupati Bersama Pejabat di Lingkungan Pemkab Jember Kenakan Pakaian Ala Pejuang di Peringatan Hari Pahlawan

“Sesuai dengan planing (rencana) dan tidak ada hambatan, kira-kira satu hari, bahkan satu jam bisa terselesaikan (kebakaran) ini. Asal ada kerjasama dengan baik antar sesama OPD (dinas) terkait,” sambungnya.

Terkait proses pemadaman api, lanjut legislator dari Partai Demokrat ini, lebih cepat terlaksana jika ada koordinasi yang baik.

“Tapi kita akui, koordinasi antar eksekutif atau dinas terkait tidak cepat dan saya nilai kurang. Tampak yang ada, dari pantauan saya. Hanya tampak relawan, dinas terkait juga kurang koordinasi. Jadinya kebakaran ini lama. Bahkan hampir sebulan belum padam,” tegasnya.

“Dari DPRD akan kita dorong terus, karena ini juga mengganggu masyarakat. Apalagi masyarakat juga (terancam) bisa kena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan),” sambungnya.

Diakui juga oleh Agusta, pihaknya baru mengetahui adanya kebakaran yang berlangsung lama tidak padam ini dari media.

“Kami mengakui kami lemah terkait koordinasi dan informasi juga. Sehingga persoalan ini tentu menjadi evaluasi bersama, kami minta maaf. Sehingga apa yang menjadi penderitaan atau permasalahan yang ada masyarakat bisa kita atasi cepat,” ujarnya.

“Tidak harus menunggu (hampir) satu bulan. Kita mendengar berita, kita berkumpul pda siang hari ini. Mestinya kalau kita mengetahui dari awal, ya bisa cepat. Karena dari damkar sudah menyampaikan, sebenarnya butuh waktu satu hari. Beda dari kemarin-kemarin, dimana masih banyak api, mungkin beda lagi penanganannya. Kalau sekarang kan sudah padam, tapi asapnya masih banyak,” imbuhnya.

Baca Juga:  Dua Rumah di Desa Pakuniran Dilalap Si Jago Merah, Legislator dan Damkar Turun Tangan

Sementara itu menurut Wakil Ketua Komisi C DPRD Jember Agus Khoironi, terkait kebakaran lahan limbah triplek itu. Akan menjadi perhatian khusus, agar cepat tertangani.

“Kita tetap libatkan pihak PT. Muroco karena kan bagaimanapun ini kan sampahnya (limbah triplek) dari sana. Juga tadi kami sudah koordinasi dengan Dinas PU Bina Marga juga PU Cipta Karya, kita juga kan butuh tanah urukan itu. Juga koordinasi dengan Damkar yang kerja untuk memadamkan api. Jadi saling support,” ujar Agus saat dikonfirmasi terpisah di lokasi kebakaran.

Soal dalih perusahaan PT. Muroco dengan manajemen yang baru, termasuk lemahnya koordinasi antar OPD terkait. Kata Anggota legislator dari PAN ini, pihaknya akan mengawal proses pemadaman api kebakaran.

Baca Juga:  Rektor Unipar Jember Mendadak Mundur, Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Dosen Perempuan

“Jadi soal dampak lingkungan yang ditimbulkan. kita pun berkoordinasi dengan manajemen baru dari PT. Muroco agar ada perhatian. Alhamdulillah manajemen baru ini bisa respon dengan kita, pemilik lahan, dan untuk membantu semua,” tandasnya.

Perlu diketahui, terkait kejadian kebakaran di lokasi lahan limbah triplek tersebut. Terhitung sejak 18 Mei 2023 lalu hingga saat ini belum padam. Proses pemadaman api yang dilakukan petugas pemadam kebakaran, perangkat desa, warga, bahkan relawan selama belasan hari dan hampir sebulan ini. Belum membuahkan hasil.

Diberitakan sebelumnya, Puskesmas Jelbuk mencatat ada 37 warga yang mengeluh sesak napas akibat terdampak asap dari kebakaran di lahan limbah triplek tersebut. Diketahui 8 orang diantaranya masih balita.

“Dari pendataan yang kami lakukan dan turun ke lokasi terdampak. Terdampak ada 37 orang warga. Kemudian 8 diantaranya balita kisaran umur 1 bulan sampai 5 tahun,” ujar Kepala Puskesmas Jelbuk dr. Reni Septa saat dikonfirmasi di lokasi kejadian, Rabu (31/5) kemarin. (*)

Tulisan ini berasal dari redaksi

Comment