JEMBER, (WARTA ZONE) – Bangunan dua ruang kelas di SDN Pakis 2 Dusun Pakis Utara, Desa Pakis, Kecamatan Panti, Jember, rusak parah. Atap genting dan plafon berjatuhan, akibat rusuk atau penyangga atap sudah lapuk termakan usia.
Rusaknya bangunan dua kelas itu terjadi sejak 5 tahun lalu. Hingga saat ini, belum ada perbaikan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan (Dispendik) Jember.
Terkait bangunan dua ruang kelas yang rusak parah itu, kata Salah Seorang Guru Jumaiyah, juga berpengaruh terhadap jumlah siswa yang sekolah.
“Kondisi sekolah ini seperti ini kira-kira sudah 5 tahunan. Awalnya rusak bagian atap yang rusuknya lapuk mungkin karena rayap itu. Jadi atapnya ambruk. Bangunan yang rusak itu ruangan kelas 1 dan 2, karena atapnya rapuh itu. Awal plafonnya ambruk, terus atap genting itu berjatuhan,” kata Jumaiyah saat dikonfirmasi di sekolahnya disela mengajar, Kamis (8/6/2023).
Lanjut perempuan guru kelas 4 ini, dengan kondisi bangunan yang tidak layak itu. Jumlah siswa yang sekolah juga sedikit.
“Untuk jumlah murid kami seluruhnya ada 30 anak dari kelas 1-6. Untuk kelas 1 ada 6 orang, kelas 2 ada lima anak. Kemudian kelas 3 ada dua anak. Sisanya kelas 5 dan 6,” sebutnya.
“Kondisi sedikitnya murid kami ini, ya karena bangunan sekolah ini kan rusak. Jadi masyarakat atau calon Wali murid takut menyekolahkan anaknya di SD kami. Khawatir saat bermain atau belajar, malah kejatuhan atap atau roboh. Warga lebih memilih menyekolahkan anaknya di MI (Madrasah Ibtidaiyah) yang tidak jauh dari sekolah kami,” sambungnya menjelaskan.
Dengan kondisi ruang kelas yang rusak parah itu, lebih lanjut kata Jumaiyah, para guru pengajar juga merasakan kekhawatiran yang sama.
“Tidak hanya siswa atau calon wali murid yang mau menyekolahkan anaknya. Lah kita guru pengajarnya juga takut dan was-was. Kami ada 8 orang guru. Tentu khawatir dan takut dengan kondisi bangunan sekolah ini,” tuturnya.
Jumaiyah berharap segera ada perhatian dan perbaikan dari Dinas Pendidikan (Dispendik) Jember.
“Karena dua ruang kelas ini kan berdekatan. Kami khawatir nantinya kerusakan semakin merembet. Selain itu semakin lama perbaikan, semakin sedikit murid yang sekolah di SD kami,” ucapnya.
Untuk pengajuan perbaikan, lebih lanjut kata Jumaiyah, sudah tiga kali dilakukan.
“Tapi ya gitu belum ada perbaikan. Alasannya ya karena jumlah siswa sedikit itu mungkin. Tapi kalau begini terus, siswa kami pun ya tambah habis,” ujarnya
“Anak-anak kami pun banyak bertanya, kapan ini bu guru diperbaiki. Ya namanya ingin sekolahnya bagus. Tapi ya bagaimana?” imbuhnya.
Terpisah Kepala SDN Pakis 2 Taufiq Hidayat juga menyampaikan hal senada dengan guru pengajar di sekolahnya.
Dengan kondisi bangunan dua kelas yang rusak dan tidak layak itu. Untuk kegiatan belajar dan mengajar (KBM), dilakukan penyesuaian.
“Karena khawatir kondisi murid, siswa kelas 1 itu dipindah ke ruang guru, kemudian para gurunya 8 orang pindah ke perpustakaan. Kerusakannya merembet ke ruang kelas 2 di sebelahnya, kondisinya pun juga sama. Atapnya rapuh itu. Belajarnya pun juga sama dipindah. Siswa kelas 2, digabung satu ruangan dengan kelas 3,” kata Taufiq saat dikonfirmasi terpisah.
Lanjut Taufiq, satu ruang kelas di SD tempatnya mengajar. Diketahui mampu menampung 19-20 orang siswa.
“Sehingga kami berharap sih ada perbaikan. Untuk kebaikan dan keselamatan anak-anak didik kami. Karena kondisi sekarang ini, murid kami pun juga sedikit,” ujarnya. (*)
Comment